Saturday, January 2, 2021

Sehingga Kita Disebut Anak-Anak Allah

“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang di karuniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia” (1 Yohanes 3:1).

Ketika Yohanes memikirkan kasih Kristus, ia berseru., ‘lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah ”

Orang menganggap suatu kehormatanlah melihat seorang tokoh kerajaan, dan ribuan orang berjalan jauh-jauh untuk melihatnya. Tetapi adalah lebih besar kehormatan untuk menjadi putra dan putri Yang Mahatinggi. Kehormatan yang lebih besar apakah lagi dapat dianugerahkan atas kita daripada diperbolehkan masuk ke dalam keluarga kerajaan?

Agar menjadi putra dan putri Allah, kita mesti terpisah dari dunia ini. “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka? firman Tuhan. “Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan’ ....

Ada surga di hadapan kita, suatu mahkota kehidupan yang, hendak diperoleh. Tetapi hanya kepada orang yang menang sajalah pahala itu diberikan, barang siapa yang mau mendapat surga mesti dipakaikan dengan jubah kebenaran. “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci!’ Di dalam perangai Kristus tidak ada perselisihan apa pun. Maka inilah yang mesti menjadi pengalaman kita. Hidup kita mesti didasarkan atas azas-azas yang sudah memerintahkan hidup. 4

Melalui kesempurnaan pengorbanan yang diberikan bagi umat yang berdosa, mereka yang percaya kepada Kristus, yang datang kepada-Nya, dapat diselamatkan dari kebinasaan kekal....

Janganlah seorang pun terperdaya oleh musuh dengan menganggap dirinya hina jika mereka merendahkan diri di hadapan orang, bagaimanapun terpelajar atau bertalenta atau terhormatnya seseorang, harus menerima Kristus. Setiap manusia harus memandang surga dengan sikap hormat dan rasa syukur, dan berseru dengan penuh takjub, “lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah?5

Friday, January 1, 2021

Bahwa Allah Menciptakan Manusia Menurut Gambar-Nya Sendiri

 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”(Kejadian 1:27)


Segenap surga menaruh perhatian yang dalam dan bergembira atas penciptaan dunia ini dan manusia. Makhluk manusia itu adalah suatu ciptaan yang baru dan berbeda. Mereka diciptakan "menurut gambar Allah,” dan maksud Pencipta ialah supaya mereka memenuhi bumi. Mereka harus hidup dalam persekutuan yang erat dengan surga, menerima kuasa dari Sumber segala kuasa. Melalui pembelaan Allah, mereka harus hidup tanpa berdosa.1

Pasangan yang suci itu bukanlah hanya anak-anak di bawah pemeliharaan Allah sebagai bapa mereka, melainkan sebagai murid-murid yang menerima pengajaran dari Pencipta yang maha bijaksana. Mereka dikunjungi oleh malaikat-malaikat, dan diperkenankan bersekutu dengan Penciptanya, tanpa ada tirai yang menyamarkan .... Segala keajaiban alam semesta yang tampak—"keajaiban-keajaiban dari Yang Mahatahu”—memberikan kepada mereka suatu sumber pengajaran dan kegemaran yang tiada habis-habisnya. Hukum-hukum serta cara kerja alam ini, yang telah dipelajari oleh manusia enam ribu tahun, dipaparkan kepada pikiran mereka oleh Khalik dan Penopang segala sesuatu. Mereka mempelajari daun-daunan, pepohonan serta bunga-bunga, dan mereka mengumpulkan segala rahasia hidup masing-masing. Adam bersahabat dengan segala makhluk hidup, binatang-binatang raksasa yang hidup di dalam air, sampai kepada serangga-serangga kecil yang beterbangan di bawah sinar matahari. Ia telah memberi nama kepada masing-masing, dan ia kenal sifat dan kebiasaan binatang-binatang itu semuanya. Kemuliaan Allah di dalam segala langit, dunia-dunia yang tiada terkira banyaknya dalam peredarannya yang teratur, "timbangan awan-awan,” segala rahasia cahaya dan suara, siang dan malam-semuanyadipelajari oleh leluhur kita yang pertama.2

Allah menjadikan manusia suatu makhluk yang utama; ia sendirilah yang dijadikan menurut gambar Allah, dan sanggup untuk memperoleh bagian dalam sifat Ilahi, bekerja sama dengan Khaliknya dan menjalankan segala rencana-Nya.3