Saturday, April 3, 2021

ALLAH MENJANJIKAN KEPADA KITA HATI YANG BARU

"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat''– Yehezkiel 36: 26.


Orang-orang muda khususnya tersandung atas frasa ini, "Hati yang baru." Mereka tidak tahu apa artinya. Mereka mengharapkan suatu perubahan istimewa terjadi dalam perasaan mereka. Inilah yang mereka sebut pertobatan. Atas kesalahan ini ribuan orang telah tersandung ke dalam kebinasaan, karena tidak mengerti ucapan, "Kamu harus dilahirkan kembali" .... Ketika Yesus berbicara tentang hati yang baru, yang dimaksudkan-Nya ialah pikiran, hidup, seluruh kehidupan. Untuk memperoleh perubahan hati berarti menarik segala kasih sayang dari dunia ini, dan mengikatkannya atas Kristus. Memperoleh hati yang baru berarti memperoleh pikiran yang baru, maksud-maksud yang baru, segala pendorong hati yang baru. Apakah tandanya suatu hati yang baru? --Suatu kehidupan yang berubah. Di sanalah kematian setiap hari dan setiap jam kepada egois dan kesombongan.

Kemudian suatu roh kemurahan hati akan dinyatakan, bukan secara tidak beraturan, melainkan terus-menerus. Akan ada suatu perubahan sikap yang tegas, dalam tingkah laku, dalam perkataan dan perbuatan terhadap semua orang dengan siapa engkau berhubungan bagaimanapun caranya. Engkau tidak akan membesar-besarkan kelemahan mereka itu, engkau tidak akan membuat mereka dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Engkau akan bekerja di jalan Kristus....

Gantinya membukakan dan mengedarkan kesalahan-kesalahan seseorang kepada orang-orang lain, engkau akan mengerahkan segala usaha yang paling sabar untuk menyembuhkan dan membebat....Seorang yang bersemangat kejam tidaklah berakhlak, kasar; ia tidak rohani; ia tidak memiliki hati kemanusiaan; melainkan hati yang tidak bisa dikesankan, seperti batu. Satu-satunya pertolongan baginya ialah jatuh di atas Batu Karang, dan dihancurkan. Tuhan akan menaruh semua orang yang demikian dalam kuali peleburan menguji mereka dalam api, seperti emas diuji. Apabila Ia dapat melihat peta-Nya Sendiri dipantulkan di dalam mereka, Ia akan memisahkan mereka .... Agama Kristus haruslah memiliki segenap kehidupan, dan mengerahkan tenaga dan kuasa kepada segala daya kita, memperbarui, membersihkan, dan menghaluskan. Dinyatakannya dirinya tanpa suatu pertunjukan dan perkataan-perkataan yang tinggi-tinggi, melainkan ditunjukkan dalam kehidupan yang saleh dan tidak bersifat mementingkan diri.

Kuasa Allah sajalah yang dapat mengubahkan hati batu kepada hati kemanusiaan.

    

Friday, April 2, 2021

PEMELIHARAAN HATI DENGAN TEKUN PENTING UNTUK PERTUMBUHAN DALAM ANUGERAH

"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar hidupan''– Amsal 4: 23.


Pemeliharaan hati dengan tekun penting untuk pertumbuhan yang sehat dalam anugerah. Hati dalam keadaan alamiahnya adalah suatu tempat kediaman pikiran yang tidak suci dan hawa nafsu yang jahat: Kalau ditaklukkan kepada Kristus, hati itu mesti dibersihkan oleh Roh dari segala kekotoran. Ini tidak dapat dikerjakan tanpa persetujuan orang yang bersangkutan.

Kalau jiwa telah dibersihkan, adalah kewajiban orang Kristen untuk memelihara hati itu jangan sampai dicemarkan. Banyak orang tampaknya berpikir bahwa agama Kristus tidak menuntut meninggalkan dosa setiap hari, melepaskan diri dari segala kebiasaan yang telah menahan jiwa dalam perbudakan. Mereka tidlak mengakui berbagai hal yang dlisalahkan oleh hati nurani, tetapi mereka gagal untuk berbicara dan bertindak seperti Kristus dalam kehidupan setiap hari. Mereka tidak membawa keserupaan dengan Kristus ke dalam rumah tangga. Mereka tidak menunjukkan kehati-hatian yang bijaksana dalam memilih kata-kata. Terlalu sering diucapkan kata-kata yang cerewet, kurang sabar, yang membangkitkan hawa nafsu yang sejahat-jahatnya dari hati manusia. Orang-orang yang demikian memerlukan hadirat Kristus yang tetap di dalam jiwa. Hanya dalam kuasa-Nya mereka dapat berhati-hati terhadap perkataan dan perbuatan. Dalam pekerjaan memelihara hati, kita harus selalu berdoa, tidak jemu-jemu memohon bantuan dari takhta anugerah. Orang-orang yang memakai nama Kristen haruslah datang kepada Allah dalam ketekunan dan kerendahan hati, memohonkan pertolongan. Juruselamat telah menyuruh kita supaya berdoa dengan tiada berkesudahan. Orang Kristen tidak selamanya dalam sikap berdoa, tetapi pikiran dan keinginannya dapat selamanya ditujukan ke atas. Keyakinan pada diri kita sendiri akan lenyap, kalau saja kita sedikit berbicara dan lebih banyak berdoa.

Kasih sayang haruslah dipusatkan kepada Allah. Renungkanlah kebesaranNya, kemurahan dan kemuliaan-Nya. Biarlah kebajikan dan kasih-Nya serta kesempurnaan tabiat-Nya menawan hatimu.

Juruselamat dunia ini suka supaya anak-anak dan orang-orang muda menyerahkan hati mereka kepada-Nya.

    

Thursday, April 1, 2021

HATI KITA PERSEMBAHAN YANG TERINDAH

"Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku''– Amsal 23: 26.


Berikanlah kepada Allah persembahan yang paling indah yang mungkin bagimu untuk memberikannya; serahkan hatimu kepada-Nya. Ia berbicara kepadamu dengan berkata, "Hai putra-Ku, putri-Ku, berikanlah hatimu kepadaKu". Sekalipun dosamu seperti kirmizi, Aku akan membuatnya putih seperti salju; karena Aku akan membersihkan engkau dengan darah-Ku Sendiri. Aku akan menjadikan engkau anggota keluarga-Ku-anak-anak Raja surga. Terimalah pengampunan-Ku, kedamaian-Ku yang Kuberikan dengan cuma-cuma kepadamu. Aku akan mengenakan kepadamu pakaian kebenaran-Ku Sendiri--pakaian nikah--dan melayakkan engkau untuk perjamuan nikah Anak Domba itu. Bilamana mengenakan pakaian kebenaran-Ku, melalui permintaan doa, berjaga-jaga, dan mempelajari Firman-Ku dengan rajin, maka engkau akan sanggup mencapai suatu standar yang tinggi. Engkau akan mengerti kebenaran, lalu tabiatmu pun akan dibentuk oleh pengaruh Ilahi.

Hati yang di dalamnya Yesus tinggal akan diberi semangat, disucikan, dituntun, dan diperintahkan oleh Roh Suci, maka alat manusia itu akan mengadakan usaha sekuat tenaga untuk menyesuaikan tabiatnya selaras dengan Allah. Ia akan menghindarkan segala sesuatu yang bertentangan kepada kehendak dan pikiran Allah yang dinyatakan.

Kehidupan seperti itu akan penuh dengan penghiburan, penuh dengan kepuasan hati, karena engkau sedang membawa surga ke dalam hidupmu, damai sejahtera ke dalam jiwamu. Saya menyukainya, sehingga semua orang muda dapat mengerti betapa indahnya penyerahan hati yang muda kepada Allah. Betapa penuh kasih sayang malaikat-malaikat itu menjaga langkah-langkah orang muda yang takut akan Allah, dan mengasihi-Nya. Yesus mengenal mereka, dan teladan mereka menolong orang-orang muda lain untuk berbuat yang benar. Orang muda yang telah menyembunyikan di dalam hati dan pikiran suatu perbendaharaan Firman Allah yang berisi amaran dan dorongan semangat, perbendaharaan mutiara perjanjian-Nya yang indah-indah, yang darinya ia dapat mengambil setiap waktu, akan menjadi suatu saluran terang yang hidup.

    

Wednesday, March 31, 2021

MOAB SATU KEGAGALAN KARENA IA MENOLAK PERUBAHAN

"Moab hidup aman dari sejak masa mudanya, dia hidup tenang seperti anggur di atas endapannya, tidak dituangkan dari tempayan yang satu ke tempayan yang lain, tidak pernah masuk ke dalam pembuangan; sebab itu rasanya tetap padanya, dan baunya tidak berubah''– Yeremia 48: 11.


Seseorang boleh menolak untuk mendengar nasihat-nasihat dan teguran-teguran Allah. Boleh jadi ia memilih untuk membuat aturan kelakuannya menurut caranya sendiri. Seperti Moab, ia menolak untuk berubah. Ia menolak memperbaiki perangai buruk dari tabiatnya, meskipun Tuhan telah menunjukkan dengan jelas pekerjaannya, hak-hak istimewanya, kesempatannya, dan kemajuan yang harus diadakan. Terlalu banyak kesulitan untuk meninggalkan cara-cara hidupnya yang lama, dan mengubah ide dan metode-metodenya. "Caranya tetap ada padanya." Ia melekat pada cacatnya.

Ada banyak orang yang tidak merasa puas dengan pekerjaan yang telah Allah berikan kepada mereka. Mereka tidak puas untuk melayani Dia dengan senang di tempat yang telah dipilih-Nya bagi mereka, atau melakukan tanpa bersungut-sungut pekerjaan yang telah dipercayakan-Nya kepada mereka. Adalah baik bagi kita untuk merasa tidak puas dengan cara kita sendiri melakukan kewajiban, tetapi janganlah kita tidak merasa puas dengan kewajiban itu sendiri, karena dalam pemeliharaan-Nya, Allah menaruh di hadapan umat manusia pelayanan yang akan menjadi seperti obat bagi pikiran mereka yang sakit. Sebagian orang ditempatkan-Nya di mana disiplin yang kendur dan pemanjaan yang keterlaluan tidak akan menjadi jerat bagi mereka, di mana mereka diajar untuk menghargai nilai waktu, dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya dan penuh hikmat.

Ada juga sebagian orang yang ingin menjadi penguasa yang memerintah, dan yang memerlukan penyucian ketaatan. Mereka adalah orang yang memenuhi syarat untuk mengisi tempat-tempat di mana kemampuan mereka yang didisiplin akan membuat mereka berjasa sebesar-besarnya. Sebagian orang dilatih Allah dengan membawa mereka kepada kekecewaan dan yang tampak seperti kegagalan. Maksud-Nya adalah supaya mereka kelak belajar untuk menaklukkan kesukaran.

Banyak orang yang tidak mengetahui bagaimana bekerja bagi Allah, bukan karena mereka perlu menjadi orang bodoh, melainkan karena mereka tidak mau taat kepada proses pendidikan-Nya. Moab disebut sebagai suatu kegagalan, karena kata Firman itu, "Moab hidup aman dari sejak masa mudanya."

    

Tuesday, March 30, 2021

PAULUS DIBUTAKAN SUPAYA IA MELIHAT KRISTUS

"Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: 'Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus''– Kisah Para Rasul 9: 17.


Di sekolah-sekolah militer di Mesir, Musa diajari hukum kekerasan dan begitu kuat ajaran ini melekat pada tabiatnya sehingga ia memerlukan empat puluh tahun untuk melayakkan dia menjadi pemimpin bangsa Israel dengan hukum kasih. Pelajaran yang sama harus dipelajari Paulus.

Di gerbang Damaskus penglihatan tentang Orang Yang Disalibkan itu mengubah seluruh jalan hidupnya. Si penganiaya menjadi seorang murid, sang guru menjadi pelajar. Hari-hari kegelapan yang dilewati dalam kesunyian di Damaskus sama dengan bertahun-tahun dalam pengalamannya. Perjanjian Lama yang ditanamkan dalam ingatannya adalah pelajarannya, dan Kristus adalah gurunya. Bagi dia kesunyian alam juga menjadi sekolahnya. Ia pergi ke padang gurun Arab, untuk mempelajari Kitab Suci dan belajar tentang Allah. Ia mengosongkan jiwanya dari prasangka dan tradisi yang telah membentuk hidupnya, dan menerima pengajaran dari Sumber kebenaran.

Kehidupannya setelah itu diilhami oleh satu prinsip pengorbanan diri, yakni pelayanan kasih. "Aku berutang," katanya, "baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar."

Sementara ia memiliki karunia-karunia kecerdasan yang tinggi, kehidupan Rasul Paulus menunjukkan kuasa hikmat yang jarang terlihat. Prinsip-prinsip yang sangat penting, yakni prinsip-prinsip yang sama sekali tidak terjangkau oleh pemikir-pemikir terbesar dewasa ini, dibentangkan dalam pengajaran-pengajarannya, dan diteladankan dalam hidupnya. Ia memiliki hikmat paling besar, yang memberi pandangan tajam dan hati yang bersimpati, yang membawa manusia berhubungan baik dengan banyak orang, dan menyanggupkan dia untuk membangun sifat mereka yang lebih baik serta mengilhami mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih tinggi.

"Kalau kami dimaki," katanya, "kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah," "sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu."

    

Monday, March 29, 2021

MESKIPUN DICOBAI DENGAN KERAS AYUB TETAP SALEH DAN JUJUR

"Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan''– Ayub 1: 1.


Sifat tidak mementingkan diri, prinsip kerajaan Allah, adalah prinsip yang dibenci oleh Iblis; ia menolak adanya prinsip itu. Sejak permulaan peperangan besar itu ia berusaha membuktikan bahwa prinsip-prinsip tindakan Allah adalah mementingkan diri, dan ia memperlakukan dengan cara yang sama semua orang yang melayani Allah. Untuk menyanggah tuduhan Iblis, itulah tugas Kristus dan semua orang yang menyandang nama-Nya.

Mula-mula sekali dalam sejarah dunia telah diberikan catatan kehidupan tentang satu orang atas siapa peperangan dengan Iblis meraih kemenangan.

Tentang Ayub, bapa dari tanah Us, kesaksian Penyelidik hati ialah "Tiada seorang pun di bumi seperti dia yang demikian saleh dan jujur yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

Terhadap orang ini, Iblis mendatangkan tuduhan menghina: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya?"

Tuhan berkata kepada Iblis, "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."

Setelah diizinkan, Iblis menyapu bersih semua milik Ayub--kawanan domba dan ternak, hamba laki-laki dan perempuan, anak-anak laki-laki dan perempuan; dan "ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kaki sampai ke batu kepalanya."

Masih ada unsur kepahitan lain yang ditambahkan pada cawannya. Sahabat-sahabatnya, melihat dalam kesengsaraan tidak lain kecuali ganjaran dosa, menekan rohnya yang terluka dan berbeban berat dengan tuduhan-tuduhan mereka karena perbuatan salah.

"Seandainya Ia menguji aku," katanya, "aku akan timbul seperti emas." Begitulah yang terjadi. Dengan kesabarannya yang alot, ia mempertahankan tabiatnya sendiri, dan begitulah tabiat Dia yang diwakilinya. Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu. Tuhan memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih daripada dalam hidupnya yang dahulu.

    

Sunday, March 28, 2021

MUSA BERTAHAN SAAT MELIHAT DIA YANG TIDAK KELIHATAN

"Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan''– Ibrani 11 : 27.


Demi kehormatan Allah dan kelepasan umat-Nya yang tertindas, Musa, mengorbankan kehormatan Mesir. Kemudian, dalam suatu makna yang khusus, Allah mengambil alih pendidikannya. Ia masih harus mempelajari pelajaran bergantung atas kuasa Ilahi. Ia salah menduga maksud Allah. Pengharapannya ialah melepaskan Israel dengan kekuatan senjata. Untuk hal itu ia mempertaruhkan segala sesuatu, dan gagal. Dalam kekalahan dan kekecewaan ia menjadi seorang buronan dan orang buangan di negeri asing. Tampaknya sudah putus sama sekali dari tugas hidupnya, ia sedang menerima disiplin penting untuk menggenapi tugas itu. Ia harus memperoleh pengalaman yang akan menjadikannya seorang gembala yang setia dan panjang sabar bagi bangsa Israel. Dalam kesederhanaan yang keras di padang gurun, Musa memperoleh apa yang menyertainya sepanjang tahun-tahun kerja keras dan beban hidupnya--suatu pengertian akan kehadiran Pribadi Ilahi. Ketika salah mengerti dan salah memberi gambaran, ketika dipanggil untuk menegur dan mencela, ketika menghadapi bahaya dan kematian, ia dapat "bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan."


Musa berdiri lebih tinggi dalam hikmat dan keikhlasan daripada semua raja-raja dan negarawan-negarawan dunia. Ia murah hati, berbudi luhur, seimbang; ia tidak bercacat, dan kualitasnya tidak hanya setengah berkembang. Ia dapat dengan sukses mendesak sesamanya manusia, karena hidupnya sendiri merupakan suatu gambaran hidup dari menjadi apa bisanya manusia itu dan mengerjakannya dengan Allah sebagai penolongnya. Ia berbicara dari hati dan itu mencapai hati. Ia terampil dalam pengetahuan namun sederhana bagaikan seorang anak dalam manifestasi simpatinya yang dalam. Dikaruniai dengan naluri yang luar biasa, ia dapat menimbang dengan segera segala keperluan semua orang yang mengelilingi dia. Tentang dia yang terkenal karena kelemahlembutannya, Kristus berkata, Ia dapat dipercaya. Oleh dia Aku dapat menyatakan diri-Ku kepada dunia. Ia tidak akan merajut ke dalam jaringan itu suatu benang sifat mementingkan diri.