"Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya''– Keluaran 20: 4,5.
Khalik kita menuntut pengabdian kita yang tertinggi, kesetiaan kita yang terutama. Segala sesuatu yang cenderung mengurangi kasih kita terhadap Allah, atau menghalangi perbaktian yang patut diberikan kepada-Nya, dengan demikian itu telah menjadi berhala. Bagi sebagian orang, tanahnya, rumahnya, dagangannya, itulah berhala-berhala. Perusahaan-perusahaan dijalankan dengan semangat dan tenaga, sedang perbaktian kepada Allah dijadikan pertimbangan yang nomor dua. Perbaktian keluarga dilalaikan, doa pribadi dilupakan. Banyak orang mengaku bertindak adil terhadap sesamanya manusia, tetapi tampaknya mereka hanya sekadar menutupi kewajibannya saja. Tetapi tidaklah cukup hanya memeliharakan enam hukum yang terakhir dari sepuluh hukum. Kita harus mengasihi Tuhan Allah kita dengan segenap hati. Tidak ada suatu apa pun yang kurang dari penurutan kepada setiap perintah ...dapat memenuhi segala tuntutan hukum Ilahi itu.
Banyak orang yang hatinya telah dikeraskan oleh kekayaan duniawi sehingga mereka lupa kepada Allah, dan lupa kepada segala keperluan sesamanya manusia. Orang-orang yang mengaku dirinya Kristen menghiasi dirinya dengan permata intan, kain-kain renda, pakaian-pakaian yang mahal, sementara umat Tuhan yang miskin kekurangan segala keperluan hidup. Laki-laki dan perempuan yang menuntut penebusan oleh darah Juruselamat akan memboroskan segala kekayaan yang dipercayakan kepada mereka untuk penyelamatan jiwa- jiwa yang lain, lalu kemudian dengan bersungut-sungut membagikan dengan kikirnya persembahan mereka untuk agama, memberikan dengan bebas hanya kalau pemberian itu akan mendatangkan kehormatan kepada mereka. Inilah orang-orang penyembah berhala.
Apa pun yang mengalihkan pikiran dari Allah mengambil rupa sebuah berhala, dan itulah sebabnya ada begitu sedikit kuasa di dalam jemaat dewasa ini.
Hukum kedua melarang penyembahan Allah yang benar oleh patung-patung atau sesuatu yang menyerupai apa pun .... Pikiran, yang dipalingkan dari kesempurnaan Yahwe yang tiada terhingga, akan tertarik kepada makhluk dan bukan lagi kepada Khalik.
Allah adalah penyelidik hati. Ia membedakan antara perbaktian hati yang benar dengan penyembahan berhala.