Saturday, January 5, 2019

Renungan Pagi, 5 Januari 2019


“BAPA KITA PEDULI”

PERCAYA KRISTUS BERARTI KEHIDUPAN KEKAL

”Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup kekal” (Yohanes 3:36).

Ketika jiwa menyerahkan diri kepada Kristus, suatu kuasa baru mengambil tempat di dalam hati yang baru. Suatu perubahan ditempa, hal yang tidak mampu dilakukan manusia sendiri. Ini adalah hasil supernatural, membawa elemen supernatural ke dalam sifat manusia. Jiwa yang berserah kepada Kristus menjadi benteng-Nya sendiri, yang Ia dirikan di dunia yang memberontak, dan Ia bermaksud agar tidak ada kekuasaan mana pun dikenal di dalamnya selain dari kekuasaan-Nya sendiri. Dengan demikian jiwa tersebut tidak terkalahkan oleh serangan Iblis.

Kristus siap menanamkan semua pengaru surgawi. Ia mengetahui semua godaan yang datang kepada manusia, dan kemampuan setiap manusia. Ia mengukur kekuatannya. Ia melihat masa kini, masa depan, dan menunjukkan kepada pikiran kewajiban yang harus dipenuhi, dan mendesak agar hal-hal biasa dan duniawi jangan dibiarkan begitu terserap sehingga hal-hal surgawi berada di luar perhitungan.

Pemberian kasih karunia melalui Kristus diberikan cuma-cuma bagi semua orang. Allah tidak memilih-milih mana yang akan binasa, kecuali itu atas pilihan sendiri. Allah telah menetapkan dalam Firman-Nya syarat-syarat di mana satu jiwa akan dipilihkan untuk menerima hidup kekal—penurutan kepada hukum-Nya, melalui iman kepada Kristus. Allah telah memilih satu karakter yang sejalan dengan hukum-Nya, dan siapa pun yang mencapai standar persyaratan-Nya, akan masuk ke dalam kerajaan kemuliaan-Nya. Kristus sendiri berkata, “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup kekal.”

Sungguh suatu kedudukan tinggi disejajarkan dengan Dia yang adalah pusat dari segala kesempurnaan, Yang Mulia di surga, namun begitu mengasihi kita sehingga tidak ada bahasa yang bisa mengungkapkannya, meskipun kita makluk berdosa! Demi kita, Dia melepaskan jubah kerajaan-Nya, melangkah turun dari takhta surga, berkenan merendahkan diri mengenakan pakaian hina ganti Keilahian-Nya, dan menjadi sama dengan kita kecuali dalam hal dosa, agar kehidupan dan karakter-Nya menjadi pola yang perlu ditiru semua orang, agar mereka mendapatkan hadiah kehidupan kekal.

Friday, January 4, 2019

Renungan Pagi, 4 Januari 2019


“BAPA KITA PEDULI”

TUHAN DEKAT PADA SETIAP ORANG YANG BERSERU KEPADANYA

”Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan” (Mazmur 145:18).

Allah senang bilamana kita mengarahkan wajah senantiasa kepada Matahari Kebenaran…. Ketika kita berada dalam masalah dan tertekan oleh kecemasan, Tuhan ada dekat, dan Ia menawarkan untuk menyerahkan semua permasalahan kita kepada-Nya karena Ia peduli kepada kita.

Ia datang kepada semua anak-anak-Nya yang sedang menderita. Dalam bahaya Ia menjadi perlindungan. Dalam kesedihan, Ia menawarkan sukacita dan penghiburan. Akankah kita berpaling dari Sang Penebus, sumber mata air kehidupan, padahal tampungan air dalam diri kita sudah bocor? Bila bahaya mendekat, akankah kita mencari pertolongan kepada Dia yang sangat mampu menyelamatkan? Tangan-Nya terbuka lebar, dan Ia mengucapkan kata-kata ajakan yang penuh kasih, “Marilah kepada-Ku, hai kamu yang berbeban berat dan lelah, dan Aku akan memberikan kelegaan.”

Bukanlah pertunjukan keagungan dan kebesaran-Nya yang mengagumkan serta kuasa yang tiada banding yang akan disesalkan bila kita tidak mencintai dan menuruti-Nya. Namun cinta, belas kasihan, kesabaran, ketekunan yang telah Ia perlihatkan yang akan bersaksi melawan mereka yang tidak bersedia memberikan pelayanan tulus kepada-Nya. Mereka yang berpaling kepada Allah dengan segenap hati, jiwa dan pikiran akan mendapati rasa aman yang penuh kedamaian….

Ia mengetahui apa yang kita perlukan, dan apa yang sanggup kita terima, dan Ia akan memberikan kasih karunia untuk menanggung setiap cobaan dan ujian yang kita terima. Doaku senantiasa adalah agar semakin dekat dengan Allah.

Setiap pemeliharaan diberikan untuk memenuhi kebutuhan rohani dan sifat alamiah kita…. Terang dan kekekalan diperlihatkan melalui Tuhan Yesus Kristus. Yesus telah berkata bahwa Ia telah membukakan pintu dan tidak seorang manusia pun dapat menutupnya. Pintu terbuka itu ada di hadapan kita, dan melalui kasih karunia Kristus, cahaya terang kemurahan memancar melalui celah pintu gerbang yang sedikit terbuka.

Thursday, January 3, 2019

Renungan Pagi, 3 Januari 2019

“BAPA KITA PEDULI”

KEKUASAAN DIBERIKAN KEPADA KITA UNTUK MENJADI ANAK ALLAH

”Tetapi semua orang yang menerima-Nya, diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya” (Yohanes 1:12).

Menjadi putra Ilahi bukanlah sesuatu yang kita peroleh sendiri. Hanya kepada mereka yang menerima Kristus sebagai Juruselamat, maka mereka diberikan kuasa untuk menjadi putra dan putri Allah. Seorang pendosa tidak dapat meleyapkan dosa dengan kekuatan sendiri. Untuk mencapai hal ini, ia harus mencari kuasa yang lebih tinggi. Yohanes berkata, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” Kristus sendirilah yang mempunyai kuasa membersihkan hati. Dia yang ingin mencari pengampunan dan penerimaan hanya dapat berkata, “Aku tidak membawa apa pun. Hanya bergantung kepada salib.” Namun janji menjadi anak diberikan kepada semua orang yang “percaya dalam nama-Nya.” Setiap orang yang datang kepada Yesus dengan iman akan menerima pengampunan.

Agama Kristus mengubah hati. Membuat pikiran manusia yang duniawi menjadi surgawi. Di bawah pengaruhnya manusia yang mementingkan diri menjadi tidak mementingkan diri, karena inilah karakter Kristus. Manusia yang tidak jujur dan licik menjadi benar, sehingga ia melakukan kepada orang lain apa yang ia ingin agar orang melakukan kepadanya. Orang jangak berubah dari najis menjadi suci. Ia membentuk kebiasaan yang benar; karena Injil Kristus baginya merupakan kesukaan hidup.

Allah harus diperlihatkan di dalam Kristus, “mendamaikan dunia dengan Diri-Nya sendiri.” Manusia telah menjadi begitu rusak oleh dosa sehingga tidak mungkin baginya, dengan usaha sendiri, sejalan dengan Dia yang sifat alami-Nya adalah suci dan baik. Namun Kristus, setelah menebus manusia dari kutukan hukum Allah, bisa menanamkan kuasa Ilahi, untuk digabungkan dengan usaha manusia. Dengan demikian oleh pertobatan kepada Allah dan iman di dalam Kristus, anak-anak Adam yang telah jatuh sekali lagi bisa menjadi “anak-anak Allah.”

Ketika satu jiwa menerima Kristus, ia akan menerima kekuatan untuk menjalani kehidupan seperti Kristus.

Wednesday, January 2, 2019

Renungan Pagi, 2 Januari 2019


“BAPA KITA PEDULI”

KITA DISUCIKAN SEBAGAIMANA KRISTUS ITU DISUCIKAN

”Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci” (1 Yohanes 3:3).

Kristus akan mengangkat dan menyucikan pikiran manusia, memurnikannya dari semua sampah, agar ia dapat menghargai kasih yang tidada bandingannya itu.

Melalui pertobatan, iman dan perbuatan baik, Ia dapat menyempurnakan karakter orang benar, dan menyatakan, melalui kebaikan Kristus, hak istimewa anak-anak Allah. Prinsip kebenaran Ilahi, yang diterima dan dipelihara dalam hati, akan membawa kita pada kesempurnaan moral yang tidak sanggup kita capai sendiri… “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia adalah suci.”

Kesucian hati dan kemurnian hidup adalah pokok-pokok utama ajaran Kristus. Dalam khotbah-Nya di bukit, setelah merinci apa yang harus dilakukan agar diberkati. Dan apa yang tidak boleh dilakukan. Ia berkata: “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna.” Kesempurnaan, kesucian-tidak ada hal semacam ini yang membawa keberhasilan dalam melaksanakan prinsip-prinsip yang telah diberikan-Nya. Tanpa kesucian ini, hati manusia mementingkan diri, penuh dosa dan jahat. Kesucian akan menuntun pemiliknya untuk berbuah, dan berlimpah dalam segala perbuatan baik. Ia tidak akan pernah menjadi Lelah dan berbuat benar; tidak juga mencari kenaikan pangkat didunia ini; namun ia menanti-nanti agar diangkat oleh Yang Maha Tinggi di surga ketika Ia akan mengangkat orang-orang-Nya yang suci dan disucikan ke atas takhta-Nya…kesucian hati akan menghasilkan perbuatan yang benar.

Sebagaimana Allah suci di lingkungan-Nya, maka manusia pun akan menjadi suci di dalam lingkungannya. Dan dia akan menjadi suci bilamana Kristus tinggal di dalam dia, pengharapan kemuliaan; karena dia akan meniru kehidupan Kristus dan memantulkan karakter-Nya.

Karakter Kristen yang menyerupai Ilahi akan bersinar seperti matahari, dan sinar terang dari wajah Kristus akan dipantulkan ke atas mereka yang telah disucikan sebagaimana Dia yang adalah suci.

Kesucian hati akan menuntun kepada kesucian hidup.

Tuesday, January 1, 2019

Renungan Pagi 1 Januari 2019



“BAPA KITA PEDULI”

KITA DISEBUT ANAK-ANAK ALLAH

”Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia” (1 Yohanes 3:1).

Saat Yohanes memikirkan tentang kasih Kristus, ia dituntun untuk menyerukan, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita sehingga kita disebut anak-anak Allah.”

Orang-orang berpikir bahwa melihat seorang anggota kerajaan itu merupakan suatu hal istimewa, dan ribuan orang rela menempuh jarak yang sangat jauh untuk melihat salah satunya. Terlebih lagi istimewanya menjadi putra dan putri Yang Maha Tinggi. Keistimewaan yang lebih besar mana lagi yang bisa dianugerahkan kepada kita daripada masuk menjadi anggota keluarga kerajaan?

Supaya menjadi putra dan putri Allah, kita harus terpisah dari dunia. “Keluarlah dari antara mereka, dan terpisah,” kata Tuhan, “dan Aku akan menjadi Bapa bagimu, dan kamu menjadi anak-anak-Ku…”

Ada surga di hadapan kita, mahkota kehidupan untuk dimenangkan. Namun bagi pemenang sajalah hadiah diberikan. Dia yang memperoleh surga harus dikenakan jubah kebenaran, “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. “Dalam karakter Kristus tidak ada perbantahan jenis apa pun. Dan ini harus menjadi pengalaman kita. Hidup kita harus dikendalikan oleh prinsip-prinsip yang mengendalikan kehidupan-Nya.

Melalui kesempurnaan pengorbanan yang diberikan bagi umat yang berdosa, mereka yang percaya kepada Kristus, yang datang kepada-Nya, dapat diselamatkan dari kehancuran kekal.

Janganlah seorang pun terperdaya oleh musuh yang memberi kesan bahwa menerima Kristus itu merendahkan diri bagaimanapun terpelajar atau bertalenta atau terhormatnya seseorang. Setiap manusia harus memandang surga dengan sikap hormat dan rasa syukur, dan berseru dengan penuh takjub, “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga disebut anak-anak Allah.”

Monday, December 31, 2018

RENUNGAN HARIAN TAHUN 2019 "BAPA KITA PEDULI"




RENUNGAN HARIAN TAHUN 2019 "BAPA KITA PEDULI"

Karakter Kebapaan dan Kasih Allah yang Berlimpah
Ellen White menyatakan bahwa “Tema kesukaan Kristus adalah karakter kebapaan dan kasih Allah yang berlimpah” (Testimonies for the Church, 6:55). Ini juga tampaknya menjadi tema kegemaran Ellen White. Untuk alasan itulah penulis memilih judul Bapa Kita Peduli. Judul itu memiliki makna ganda. Bukan hanya karena bacaannya telah dipilih pada topik kasih dan kepedulian Allah yang besar bagi kita, namun juga mencerminkan fakta bahwa Allah begitu peduli pada kita sehingga Ia tertarik pada setiap aspek kehidupan sehari-hari kita. Dia peduli dengan kesehatan kita, rumah tangga kita, pelajaran kita mengenai Firman-Nya, kemenangan kita atas dosa, persiapan kita bagi kedatangan-Nya yang kedua kali. Ia juga rindu agar kita Bersama Dia dalam kerajaan-Nya, yang segera akan didirikan di atas bumi. Betapa pedulinya Dia!


Ellen G. White (1827-1915)
Dikenal sebagai penulis Amerika yang tulisannya diterjemahkan paling luas dan telah dipublikasikan dalam lebih dari 140 bahasa. Meskipun Pendidikan formalnya berakhir pada usia Sembilan tahun, dia telah menulis lebih dari 100.000 halaman mengenai berbagai topik praktis yang sangat luas. Dituntun oleh Roh Kudus, dia meninggikan Yesus dan menunjuk kepada Alkitab sebagai dasar dari imannya.