“Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan
firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi” (Ibrani 1: 3).
Siapakah Kristus?-Ia adalah Anak tunggal Allah yang hidup;
Bagi Bapa, Dia adalah bagaikan perkataan yang menyatakan pikiran—seperti sebuah pikiran yang
dapat didengar. Kristus ialah Sabda Allah. Kristus berkata kepada Filipus,
“Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Perkataan-Nya adalah gema perkataan Allah. Kristus ialah sama dengan Allah'? cahaya
kemuliaan-Nya, gambar Allah yang kelihatan.46
Sebagai oknum yang memiliki pribadi,
Allah telah menyatakan Diri-Nya dalam Anak-Nya. Yesus, cahaya kemuliaan Bapa, “gambar wujud Allah” (Ibrani 1: 3), ada di dunia ini dalam rupa manusia. Sebagai Juruselamat yang
memiliki pribadi, la telah datang ke dunia ini. Sebagai Juruselamat yang memiliki
pribadi, la naik ke surga. Sebagai Juruselamat yang memiliki pribadi, la mengantarai di meja pengadilan yang di surga. Di hadapan takhta Allah demi kepentingan kita melayani “serupa Anak Manusia” (Wahyu 1:13).
Kristus, Terang dunia ini, menudungi kemuliaan Ilahi-Nya
lalu datang untuk hidup sebagai manusia di antara manusia, agar mereka, tanpa sampai
dihanguskan, dapat berkenalan dengan Khalik mereka .... Kristus datang untuk mengajar bangsa manusia apa yang diinginkan Allah supaya mereka ketahui. Di segala langit yang di atas, di dalam bumi, di dalam air lautan yang luas, kita
melihat perbuatan tangan Allah. Semua alam ciptaan menyaksikan kekuasaan-Nya, hikmat-Nya,
kasih-Nya. Tetapi bukannya dari bintang-bintang atau lautan atau air terjun
kita dapat mempelajari kepribadian Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam
Kristus.47
Lemah lembut, berbelas kasihan, simpati,
selalu mengingat kepentingan orang lain, la menampilkan tabiat Allah, dan
selalu sibuk dalam melayani Allah dan manusia .... Sebagaimana adanya Yesus dalam sifat manusia, Allah menginginkan agar para pengikut-Nya juga demikian. Di dalam kuasa-Nya kita harus menghidupkan kesucian dan kemuliaan sebagaimana dihidupkan oleh
Juruselamat.48