“POTRET KASIH ALLAH”
29 April 2018
Allah yang Bersalah?
“TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil,
terpujilah nama TUHAN!” (Ayub 1:21)
Kata-kata di dalam ayat hari ini sungguh saleh,
bukan? Tetapi apakah Ayub benar dalam hal ini? Ayub, orang yang takut akan
Allah, berdoa setiap hari untuk keluarga besarnya. Selain memiliki tujuh orang
anak lelaki dan tiga anak perempuan, dan harta benda pribadi lainnya, Ayub juga
memiliki 7.000 kambing, 3.000 unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina, “dan
budak-budak dalam jumlah yang sangat besar” (Ayub 1:3). Ia menikmati kehidupan
yang baik.
Meskipun ia adalah orang yang saleh, Ayub tidak
kebal terhadap bencana, penyakit, dan kematian, dan menjadi terkenal justru
karena nasib buruknya. Dalam waktu sehari ia kehilangan seluruh lembu dan
keledainya yang diambil oleh orang Syeba; seluruh kawanan kambing berikut para
gembalanya disambar petir; orang Kasdim mengambil kawanan untanya; dan,
meskipun ia sudah mendoakan anak-anaknya kepada Allah, angin rebut memorakporandakan
rumah di mana anak-anaknya sedang berpesta. Dan seolah-olah hal itu belum
cukup, segera Ayub sendiri terpuruk oleh “barah yang busuk dari telapak kakinya
sampai ke batu kepalanya” (Ayub 2:7).
Penyakit, bencana, dan kematian menjadi momok yang
menghantui Planet Bumi ini setiap hari. Beberapa di antaranya kita ketahui;
namun kebanyakan terjadi di luar pengetahuan kita. Puluhan ribu orang di
seluruh dunia mati setiap hari karena kelaparan. Puluhan juta, termasuk
anak-anak, terkena AIDS, dan virus itu membunuh berjuta-juta orang setiap
tahunnya. Di Amerika Serika saja ratusan hingga ribuan orang mati setiap
tahunnya karena penyakit jantung, dan ratusan hingga ribuan orang lainnya mati
karena kanker. Sekitar 100 badai tropis—angin topan dan hujan badai—melanda dunia
setiap tahunnya, dan setiap tahun Amerika Serikat disapu oleh 1.200 angin
topan. Di seluruh dunia, petir menyambar sekitar 100 kali setiap detiknya. Dan angka-angka
ini hanya puncak dari sebuah gunung es.
Salah satu pandangan teori chaos mengatakan bahwa
kupu-kupulah yang bertanggungjawab atas terjadinya angin topan—“butterfly effect”. (Teorinya, kepak
sayap kupu-kupu di Perancis dapat menimbulkan serangkaian efek yang berpuncak
pada terjadinya angina topan di Oklahoma.) Perusahaan asuransi biasanya mengelompokkan
bencana alam di bawah kolom “Acts of God”.
Namun kita belajar dari pembukaan kitab Ayub bahwa penyebab bencana beruntun
yang dialami Ayub bukanlah Allah, melainkan “sang Iblis” (belakangan disebut
Iblis saja, tanpa kata sandang). Jadi manakala kita berbicara tentang Allah
sebagai penyebab bencana, penyakit, dan kematian, kita sedang mempersetankan
Allah.