Thursday, April 26, 2018

Renungan Pagi 27 April 2018



“POTRET KASIH ALLAH”
27 April 2018

Hadiah yang Ditangguhkan

“Tetapi perkara itu dapat diketahui oleh Mordekhai, lalu diberitahukannyalah kepada Ester, sang ratu, dan Ester mempersembahkannya kepada raja atas nama Mordekhai. Perkara itu diperiksa dan ternyata benar, maka kedua orang itu disulakan pada tiang” (Ester 2:22,23).

Mordekhai menduduki posisi penting dalam pemerintahan Persia, dan ia selalu berada di dekat gerbang kerajaan. Di tempat umum seperti itu, seseorang dapat mendengar banyak kabar burung di samping kabar yang benar. Pada waktu itu, ketika Mordekhai duduk di pintu gerbang istana raja, sakit hatilah Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, lalu berikhtiarlah mereka untuk membunuh raja Ahasyweros’ (Est.2:21).
Mordekhai melaporkan persekongkolan itu, menyelamatkan hidup raja, tetapi tidak menerima penghargaan resmi. Maka iapun melanjutkan tugas kesehariannya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Hingga…

Kita tidak tahu berapa lama waktu berlalu, tetapi pada suatu malam raja gelisah di tempat tidurnya, ia tak kunjung terlelap. Akhirnya ia meminta “obat tidur”—dengan membaca dari Kitab Pencatatan Sejarah Pemerintahan.

Salah satu laporan yang dibacakan adalah mengenai kepahlawanan Mordekhai. Maka raja bertanya, “Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu?” (Est.6:3). Dan dijawab, “Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apaun.” Tepat pada saat itu datanglah Haman, yang baru saja dinaikkan pangkatnya oleh raja dan dengan menggunakan cincin stempel raja telah menerbitkan perintah kerajaan untuk melakukan pembunuhan massal orang Yahudi. Misi Haman? Ia hendak mendapatkan izin untuk menggantung Mordekhai pada tiang setinggi 25 meter yang telah didirikannya.

Sebelum Haman menyampaikan permohonannya, raja bertanya kepadanya apa yang harus dilakukan kepada seseorang untuk menunjukkan penghormatan dari raja. Karena mengira kehormatan itu adalah miliknya, Haman memohon kepada raja agar mengenakan kepada orang itu jubah yang biasa dipakai raja, menaruh mahkota yang biasa dipakai raja dikepalanya, dan menaikannya di atas kuda yang biasa ditunggangi oleh raja, dan menyuruh orang untuk mengaraknya seperti pahlawan ke jalan-jalan. Raja menyukai gagasan tersebut dan menyuruh Haman untuk melaksanakan penghormatan itu bagi Mordekhai! Berbicara tentang keadilan!

Karena setiap kita memiliki ego—yang seorang lebih besar daripada yang lain—kita pun menginginkan pengakuan. Namun, janganlah kita memuji diri sendiri, meskipun bila tiba saatnya penghargaan itu tak kunjung datang. Tugas kita adalah memenuhi tanggung jawab kita, bahkan bila harus melakukannya tanpa diketahui orang.

0 comments:

Post a Comment