“POTRET KASIH ALLAH”
27 April 2018
Hadiah yang Ditangguhkan
“Tetapi perkara itu dapat diketahui oleh Mordekhai,
lalu diberitahukannyalah kepada Ester, sang ratu, dan Ester mempersembahkannya
kepada raja atas nama Mordekhai. Perkara itu diperiksa dan ternyata benar, maka
kedua orang itu disulakan pada tiang” (Ester 2:22,23).
Mordekhai menduduki posisi penting dalam
pemerintahan Persia, dan ia selalu berada di dekat gerbang kerajaan. Di tempat
umum seperti itu, seseorang dapat mendengar banyak kabar burung di samping
kabar yang benar. Pada waktu itu, ketika Mordekhai duduk di pintu gerbang
istana raja, sakit hatilah Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang
termasuk golongan penjaga pintu, lalu berikhtiarlah mereka untuk membunuh raja
Ahasyweros’ (Est.2:21).
Mordekhai melaporkan persekongkolan itu,
menyelamatkan hidup raja, tetapi tidak menerima penghargaan resmi. Maka iapun
melanjutkan tugas kesehariannya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Hingga…
Kita tidak tahu berapa lama waktu berlalu, tetapi
pada suatu malam raja gelisah di tempat tidurnya, ia tak kunjung terlelap. Akhirnya
ia meminta “obat tidur”—dengan membaca dari Kitab Pencatatan Sejarah
Pemerintahan.
Salah satu laporan yang dibacakan adalah mengenai
kepahlawanan Mordekhai. Maka raja bertanya, “Kehormatan dan kebesaran apakah
yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu?” (Est.6:3). Dan dijawab,
“Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apaun.” Tepat pada saat itu datanglah
Haman, yang baru saja dinaikkan pangkatnya oleh raja dan dengan menggunakan
cincin stempel raja telah menerbitkan perintah kerajaan untuk melakukan
pembunuhan massal orang Yahudi. Misi Haman? Ia hendak mendapatkan izin untuk
menggantung Mordekhai pada tiang setinggi 25 meter yang telah didirikannya.
Sebelum Haman menyampaikan permohonannya, raja
bertanya kepadanya apa yang harus dilakukan kepada seseorang untuk menunjukkan
penghormatan dari raja. Karena mengira kehormatan itu adalah miliknya, Haman
memohon kepada raja agar mengenakan kepada orang itu jubah yang biasa dipakai
raja, menaruh mahkota yang biasa dipakai raja dikepalanya, dan menaikannya di
atas kuda yang biasa ditunggangi oleh raja, dan menyuruh orang untuk
mengaraknya seperti pahlawan ke jalan-jalan. Raja menyukai gagasan tersebut dan
menyuruh Haman untuk melaksanakan penghormatan itu bagi Mordekhai! Berbicara
tentang keadilan!
Karena setiap kita memiliki ego—yang seorang lebih
besar daripada yang lain—kita pun menginginkan pengakuan. Namun, janganlah kita
memuji diri sendiri, meskipun bila tiba saatnya penghargaan itu tak kunjung
datang. Tugas kita adalah memenuhi tanggung jawab kita, bahkan bila harus
melakukannya tanpa diketahui orang.
0 comments:
Post a Comment