"Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus''– 2 Korintus 10: 5.
Tuhan menyucikan hati seperti kita menyegarkan kamar dengan udara, kita tidak menutup pintu dan jendela, dan melemparkan ke dalamnya sesuatu bahan penyuci; melainkan kita membuka pintu dan jendela lebar-lebar, dan membiarkan udara surga mengalir ke dalam....Jendela segala dorongan hati dan perasaan mesti dibukakan ke arah surga, dan debu egoisme serta keduniawian mesti dikeluarkan. Anugerah Allah mesti menyapu seluruh kamar-kamar pikiran, angan-angan hati mesti mendapat pokok-pokok pikiran surga untuk direnungkan, dan segala bagian dari sifat mesti disucikan dan dihidupkan oleh Roh Allah.
Pikiran harus dipagari, dibatasi, ditarik dari cabang yang berkembang dan merenungkan perkara-perkara yang hanya akan melemahkan dan menajiskan jiwa. Pikiran mesti suci, segala renungan hati harus bersih....Segala kuasa pikiran yang mulia telah diserahkan kepada kita oleh Tuhan, agar kita boleh menggunakannya dalam memikirkan hal-hal surgawi. Allah telah mengadakan persediaan yang limpah agar jiwa boleh mengadakan kemajuan yang terus-menerus di dalam kehidupan.
Kita memberikan waktu dan pikiran kita kepada perkara-perkara duniawi yang sepele dan biasa, dan melalaikan kepentingan-kepentingan besar yang berhubungan dengan hidup yang kekal. Kuasa pikiran yang mulia dikerdilkan dan dilemahkan oleh kurangnya latihan atas topik-topik yang pantas mendapat konsentrasi mereka. "Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu" .... Sementara kita merenungkan kesempurnaan Teladan kita yang Ilahi, kita akan rindu diubahkan seluruhnya dan diperbarui dalam peta kesucian-Nya. Kita dipanggil supaya keluar dan terpisah dari dunia agar kita boleh menjadi putra dan putri Yang Mahatinggi.