Saturday, February 2, 2019

Renungan Pagi, 2 Februari 2019


DOA PADA PAGI HARI
"Tuhan, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu" – Mazmur 5:4
 Seruan jiwa yang pertama kali disampaikan semestinya memohon kehadiran Yesus. "Tanpa Aku” Ia berfirman, "kamu tidak dapat berbuat apa-apa” Yesuslah yang kita perlukan; terang-Nya, kehidupan-Nya, semangat-Nya, harus senantiasa menjadi milik kita. Kita memerlukan Dia setiap saat. Dan kita harus berdoa pada pagi hari, bahwa ketika matahari menyinari daratan, mengisi dunia dengan cahaya, maka demikian pula Matahari Kebenaran boleh bersinar ke dalam ruang hati dan pikiran, dan menjadikan kita semua terang di hadapan Tuhan. Tidak sesaat pun kita mampu tanpa kehadiran-Nya. Musuh mengetahui ketika kita bekerja tanpa Tuhan kita, maka ia ada di sana, siap mengisi pikiran kita dengan saran-saran jahatnya, agar kita jatuh dari kesetiaan kita; namun adalah keinginan Tuhan, bahwa dari waktu ke waktu kita harus tinggal di dalam Dia, dan dengan demikian sempurna di dalam Dia....
Allah merancang agar kita semua sempurna di dalam Dia, agar kita boleh memperlihatkan kepada dunia kesempurnaan karakter-Nya. Ia ingin kita bebas dari dosa, agar kita tidak mengecewakan-Nya, agar kita tidak mendukakan Penebus Ilahi kita. Ia tidak ingin kita mengaku Kristen, tetapi tidak mau memanfaatkan kasih karunia itu yang dapat membuat kita sempurna, sehingga kita tidak kekurangan apa pun.
Doa dan iman akan melakukan apa yang tidak bisa dicapai kekuatan mana pun di dunia. Dalam segala hal, kita jarang ditempatkan dalam posisi yang sama dua kali. Kita terus-menerus mendapati pemandangan baru dan cobaan baru untuk dilalui, di mana pengalaman lalu tidak cukup menjadi penuntun. Kita harus memiliki terang yang terus-menerus datangnya dari Allah. Kristus selalu mengirimkan pesan kepada mereka yang mendengarkan suara-Nya.
Adalah bagian dari rencana Allah untuk menganugerahkan kepada kita, sebagai jawaban atas doa yang dimohonkan dengan iman; Dia tidak akan memberikan kalau kita tidak meminta.

Friday, February 1, 2019

Renungan Pagi, 1 Februari 2019



AKU BERIKAN HATIKU
"Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku" – Amsal 23:26

Tuhan berkata kepada kamu semua, “Anak-Ku, berikanlah hatimu." Ia melihat kelemahanmu. Ia mengetahui bahwa jiwamu terjangkit penyakit dosa, dan Ia ingin berkata kepadamu, "Dosa-dosamu diampuni”. Tabib Agung memiliki obat bagi semua penyakit. Ia memahami masalahmu. Apa pun yang telah menjadi kesalahanmu, Ia tahu bagaimana mengatasinya. Tidakkah engkau mau memercayakan diri kepada-Nya?
Berkat Allah akan tinggal dalam setiap jiwa yang mengabdi sepenuhnya kepada-Nya. Bilamana kita mencari Allah dengan segenap hati, maka kita akan menemukan Dia. Allah sangat merindukan kita, dan Ia ingin kita berusaha sepenuhnya menggapai kekekalan. Ia telah menganugerahkan segenap surga dalam satu pemberian, dan tidak ada alasan mengapa kita harus meragukan kasih-Nya. Pandanglah ke Golgota.. . .
Allah memintamu untuk menyerahkan hatimu. Kekuatanmu, talenta-mu, kasih sayangmu, semua harus diserahkan kepada-Nya, agar Ia melakukan padamu apa yang menyenangkan hati-Nya, dan melayakkanmu ke dalam hidup kekal.
Bila Kristus tinggal di dalam hati, jiwa akan begitu dipenuhi dengan kasih-Nya, dengan sukacita persekutuan bersama Dia, bergantung erat pada-Nya, dan dalam merenungkan tentang Dia, diri akan dilupakan. Kasih kepada Kristus akan tampak dalam perbuatan. Mereka yang merasakan desakan kasih Allah, tidak bertanya seberapa kecil dapat diberikan untuk memenuhi persyaratan Allah; mereka tidak menanyakan standar terendah, namun bercita-cita menyelaraskan diri secara sempurna kepada kehendak Penebus mereka. Dengan keinginan sungguh-sungguh mereka menyerah kan segalanya, dan memperlihatkan minat yang sebanding dengan nilai objek yang mereka cari.
Jiwa yang patuh dan mau diajar, itulah yang Allah inginkan. Doa yang sungguh-sungguh keluar dari hati yang mengasihi dan menurut.

Thursday, January 31, 2019

Renungan Pagi, 31 Januari 2019


KITA AKAN MEMPEROLEH SEMUANYA
"Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku” -Wahyu 21;71.
Supaya bisa memperoleh semuanya, kira harus melawan dan mengalahkan dosa.
Kita bisa memiliki sukacita dalam Tuhan jika kita menuruti perintah-Nya. Jika kita memang memiliki kewarganegaraan di atas, dan gelar untuk mendapat warisan abadi, suatu hal yang kekal, kita memiliki iman yang bekerja oleh kasih dan menyucikan jiwa… kita adalah anggota dari keluarga surgawi, anak-anak Raja surgawi, para ahli waris Allah, ahli waris bersama Kristus. Pada saat kedatangan-Nya kita akan menerima mahkota kehidupan yang tidak akan pernah pudar.
Kerajaan surga akan membuatmu memiliki dan menikmati segala hal yang dapat meluhurkan, meninggikan dan mengangkat dirimu dan melayakkanmu untuk tinggal bersama Dia selamanya, keberadaanmu sejajar dengan kehidupan Allah. sungguh suatu harapan hidup yang menakjubkan nantinya! Sungguh memesona! Betapa luas dan dalam dan tak terukur kasih yang Allah berikan kepada manusia!
Hak istimewa yang dianugerahkan kepada anak-anak Allah itu tanpa batas,-terhubung dengan Yesus Kristus, yang dipuja di seluruh alam semesta, surga dan dunia yang tak berdosa, dan puji-pujian terhadap-Nya dinyanyikan oleh semua lidah; menjadi anak-anak Allah, menyandang nama-Nya, menjadi anggota keluarga kerajaan; disejajarkan di bawah bendera Pangeran Imanuel, Raja segala raja dan Tuan atas segala tuan.
Anak Allah adalah ahli waris segalanya, dan kekuasaan dan kemuliaan kerajaan dunia ini dijanjikan untuk-Nya... sekalipun saat Kristus ada di dunia ini, begitu pula para pengikut-Nya. Mereka anak-anak Allah, dan bersama mewarisi bersama Kristus; dan kerajaan serta kekuasaan-Nya menjadi milik mereka.
Gantinya dunia, Ia akan memberikanmu, sebagai hadiah penurutan selama hidup, kerajaan di bawah semesta langit. Ia akan memberikan engkau kemuliaan kekal dan suatu kehidupan yang berakhir sampai selama-selamanya.

Wednesday, January 30, 2019

Renungan Pagi, 30 Januari 2019


POHON-POHON YANG DITANAM DI TEPI ALIRAN AIR
"la seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil" -Mazmur 1:3
Bahaya menyerang di semua jalan, dan ia yang berhasil menjadi pemenang akan menyanyikan lagu kemenangan di kota Allah. Beberapa orang memiliki pembawaan karakter kuat yang perlu senantiasa dipertahankan. Jika dibiarkan di bawah kendali Roh Allah, maka pembawaan ini menjadi berkat; namun bila tidak, akan menjadi kutuk. jikalau mereka yang kini tengah berada di atas gelombang popularitas tidak kehilangan keseimbangan, maka itu akan menjadi mukjizat kemurahan. Jika mereka mengandalkan hikmat mereka sendiri, sebagaimana yang banyak dilakukan orang, maka kebijaksanaan mereka terbukti suatu kebodohan. Namun bilamana mereka menyerahkan diri kepada pekerjaan Allah dengan tidak cinta diri, tidak pernah menyimpang sedikit pun dari prinsip kebenaran, maka Tuhan akan memberikan pertolongan kekal dan menyatakan kepada mereka Penolong Agung....
Ini adalah zaman berbahaya bagi siapa saja yang memiliki talenta yang berharga dalam pekerjaan Tuhan; karena Iblis senantiasa menggoda orang seperti itu, selalu mencoba menjejali dia dengan kesombongan dan ambisi; dan ketika Allah ingin menggunakan dia, seringkali malah dia menjadi mengandalkan diri dan berpuas diri, dan merasa sanggup berdiri sendiri....
Usaha dan doa, doa dan usaha, akan menjadi urusan hidupmu. Engkau harus berdoa seolah keberdayagunaan dan pujian semua ditujukan kepada Allah, dan bekerja seolah tugas itu semua kewajibanmu. Bilamana engkau membutuhkan kuasa, kau bisa mendapatkannya; minta saja. Hanya percayalah kepada Allah, baca perintah-Nya, lakukan dengan iman, dan berkat-berkat akan datang....Mereka yang datang dengan hati hancur, tulus, dan percaya, Allah terima, dan mendengar doa-doa mereka; dan ketika Allah membantu, semua rintangan akan teratasi.... Berkat dari surga, yang diperoleh dengan permohonan setiap hari, akan menjadi seperti roti hidup bagi jiwa dan akan menjadikannya semakin kuat moral dan rohani, seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air.