Sunday, June 10, 2018

Renungan Pagi 10 Juni 2018



“POTRET KASIH ALLAH”
10 Juni 2018

Dalam_____________ Kami Percaya
Tetapi dengan pasti Aku akan meluputkan engkau: engkau tidak akan rebah oleh pedang; nyawamu akan menjadi jarahan bagimu sebab engkau percaya kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN” (Yeremia 39:18).

Ebed-Melekh, seorang pria penyembah berhala dari Etiopia yang melayani di istana Raja Zedekia, datang menolong Yeremia. Ini adalah hal yang membutuhkan keberanian, karena secara terang-terangan bertentangan dengan perintah pangeran, yang telah memasukkan Yeremia ke dalam sumur kering yang berisi lumpur tebal. Ebed-Melekh keberatan terhadap cara mereka memperlakukan nabi Allah, dan ketika ada kesempatan, ia berkata kepada Raja Zedekia: “Ya tuanku raja, perbuatan orang-orang ini jahat dalam segala apa yang mereka lakukan terhadap nabi Yeremia, yakni memasukkan dia ke dalam perigi; ia akan mati kelaparan di tempat itu! Sebab tidak ada lagi roti di kota” (Yer.38:9).

Dengan perkenanan raja, Ebed-Melekh bersama dengan 30 pembantu bergegas menyelamatkan Yeremia. Dengan tali yang panjang dan beberapa helai pakaian, Ebed-Melekh menyuruh sang nabi menaruh kain-kain itu di ketiaknya sehingga tali tersebut tidak melukainya saat mereka menariknya keluar dari sumur. Dan dengan suara nyaring, kaki Yeremia ditarik dari dalam lumpur.

Allah kemudian melalui Yeremia memberikan pesan yang menguatkan untuk Ebed-Melekh. Ketika terjadi penyerangan Babel ke Yerusalem, Ebed-Melekh akan meloloskan diri dari tangan maut Nebukadnezar. TUHAN berjanji, “Dengan pasti Aku akan meluputkan engkau: engkau tidak akan rebah oleh pedang” (Yer.39:18). Pada kenyataannya, mengapa Ebed-Melekh tidak dibawa ke pembuangan atau kehilangan nyawanya? Karena ia menolong Yeremia? Itu boleh menjadi alasan yang tepat, bukan? Tetapi itu akan menjadi keselamatan karena perbuatan! Allah berfirman kepada Ebed-Melekh mengapa ia selamat: “Sebab engkau percaya kepada-Ku” (ay.18).

Menurut Yeremia, umat Allah menaruh kepercayaannya kepada beberapa hal. Mereka percaya pada dusta (Yer.13:25). Mereka percaya pada kota berkubu (Yer.5:17). Mereka percaya pada manusia (Yer.17:5). Mereka percaya pada dukungan tentara bangsa lain, seperti Mesir (Yer.2:36,37). Mereka percaya pada tempat kediaman Allah di bumi, yaitu bait suci (Yer.7:4). Ini adalah kepercayaan yang salah tempat, tetapi Ebed-Melekh percaya kepada TUHAN. Hari-hari ini sangat mudah bagi kita untuk percaya pada rekening bank, pada majikan kita, pada pemimpin gereja, dan pada property yang kita miliki, pada asuransi, pada pemerintah, pada penguasa, dan pada kemampuan fisik, di saat seharusnya kita menaruh percaya kepada Allah. Hanya Ia yang paling dapat dipercaya.

1 comment: