Sunday, June 10, 2018

Renungan Pagi 9 Juni 2018



“POTRET KASIH ALLAH”
9 Juni 2018

Perjanjian Baru
Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir” (Yeremia 31:31,32).
Dimanakah letak ketidaksamaan yang membuat perjanjian baru di dalam kitab Yeremia berbeda dengan perjanjian di Sinai?
Perjanjian baru menetapkan, “Musa menegaskan bahwa Allah menetapkan mereka “sebagai umat-Nya” (Ul.29:13). Di dalam perjanjian baru, Allah berkata, “Aku akan menjadi Allah mereka” (Yer.31:33). Lagi, ini pun bukan hal yang baru, karena di dalam Ulangan 29:13 (dan di tempat lain) Allah mengatakan hal yang sama.
Hmmm. Di dalam Yeremia 31 kita belajar sesuatu yang lebh jauh. Allah berjanji, “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya di dalam hati mereka” (ay.33). Barangkali itulah yang tidak sama—perjanjian Sinai, bedanya, ditulis di atas loh batu. Maaf, tentang perjanjian Sinai Allah berkata, “Sebab perintah ini [Sepuluh Perintah yang disebut “perjanjian” di dalam Keluaran 34:28], yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh… Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan” (Ul.30:11-14).
Tetapi di sini sesuatu ditambahkan untuk dipikirkan: “Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka” (Yer.31:34). Aha! Disini kita temukan sebuah perbedaan. Tetapi bukan, bukan itu nampaknya! Pengampunan telah tersedia pula di bawah perjanjian Sinai. Lagi dan lagi kita membaca pernyataan seperti “mereka menerima pengampunan” (Im.4:20).
Jadi apakah yang baru di dalam perjanjian baru ini? Perbedaan utama nampaknya ini: “Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku” (Yer.31:34).
Apapun yang baru di dalam perjanjian baru, isinya, seperti halnya perjanjian Sinai, adalah Sepuluh Perintah Allah. Ellen White menulis: “Perjanjian yang dibuat Allah dengan umat-Nya di Sinai menjadi perlindungan dan pertahanan kita” (SDA Bible Commentary, Ellen G. White Comments, jilid 1, hlm. 1103). Jadi boleh jadi perjanjian baru ini adalah perpanjangan dari yang lama. Ketaatan tidak menjadi syarat perjanjian, melainkan hasil dari perjanjian itu—tanggapan penuh syukur atas anugerah keselamatan dari Allah, yang bukan merupakan legalisme.

0 comments:

Post a Comment