"... . sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa''–Yohanes 15: 5, bagian akhir.
Pelajaran pertama yang harus diajarkan adalah pelajaran ketergantungan pada Allah. Sebagaimana bunga di ladang yang memiliki akar di tanah; memerlukan udara, embun, hujan, dan sinar matahari, begitu pula kita harus menerima dari Allah apa yang menghidupkan jiwa.
Kehadiran Allah dijamin bagi orang Kristen. Batu karang iman ini adalah kehadiran nyata Allah. Yang paling lemah bisa bergantung pada-Nya. Mereka yang mengira dirinya paling kuat bisa jadi paling lemah kecuali bergantung pada Kristus, menjadikan mereka layak dan tepat guna. Inilah Batu di mana kita bisa membangun dengan baik. Allah itu dekat dalam pengorbanan penebusan Kristus, dalam pengantaraan-Nya, dalam pemerintahan-Nya yang penuh kasih dan lemah lembut atas gereja. Sambil duduk di takhta kekal, Ia mengawasi mereka dengan penuh perhatian. Selama anggota jemaat menyerap air dan nutrisi dari Yesus Kristus, dan bukan dari nasihat dan pendapat serta metode manusia; jika memiliki keyakinan akan kedekatan dengan Allah di dalam Kristus, mereka menaruh seluruh kepercayaan kepada Dia, maka mereka akan memiliki hubungan penting dengan Kristus sebagaimana ranting berhubungan dengan batang pohon. Jemaat didirikan bukan karena teori manusia, atau rencana dan formula panjang dan rumit. Namun tergantung pada Kristus sebagai kebenaran mereka. Dibangun atas iman di dalam Kristus, "dan alam maut tidak akan menguasainya.''
Kekuatan dari setiap jiwa ada di dalam Allah bukan di dalam diri manusia. Ketenangan dan kepercayaan harus menjadi kekuatan bagi mereka yang menyerahkan hatinya kepada Allah. Kristus tidak memiliki minat yang biasa-biasa saja kepada kita namun minat yang lebih kuat daripada kepedulian seorang ibu kepada anaknya. Juruselamat kita telah membeli kita dengan penderitaan dan kepedihan manusia, oleh hinaan, celaan, penganiayaan, caci maki, penolakan dan kematian. Ia sedang mengawasi engkau, anak Allah yang gemetar. Ia akan membuat engkau aman di bawah perlindungan-Nya. Kelemahan kita dalam sifat manusia tidak akan menghalangi akses kita kepada Bapa surgawi, karena Kristus mati untuk menjadi perantara bagi kita.
0 comments:
Post a Comment