“POTRET KASIH ALLAH”
15 Mei 2018
Kehancuran Karena Dosa
“Padahal
mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri” (Amsal 1:18).
Salah satu tema besar di dalam kitab Amsal adalah
bahwa orang bijak memilih hidup benar, sedangkan orang bodoh memilih kejahatan.
Menurut kebijaksanaan yang telah diterima umum, hidup yang benar memiliki
manfaatnya, sedangkan perbuatan jahat akan menghancurkan diri sendiri. Tema ini
muncul di dalam pasal pertama Amsal.
Sang “anak” diperingatkan agar tidak bergabung
dengan kelompok orang bejat. “Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk
engkau, janganlah engkau menurut” (Ams.1:10). Kata benda Ibrani yang
diterjemahkan sebagai “orang berdosa” di sini adalah hatta’im, yang diterapkan kepada mereka yang memiliki kebiasaan
untuk berbuat jahat. Isitilah tersebut dapat juga diterjemahkan menjadi
“penjahat.” Mereka adalah orang-orang bejat yang kegemarannya adalah berbuat
jahat.
Bisik-bisik yang disampaikan dan penuh bumbu
mengasyikkan dari orang-orang ini bisa jadi akan sangat menarik hati bagi orang
muda. Itu dapat menjadi umpatan bagi ego seseorang untuk bergabung dengan
kelompok jiwa-jiwa liar tersebut. Dalam contoh Alkitabiah ini mereka berusaha
menipu orang muda tersebut untuk masuk ke dalam persekutuan jahat mereka.
“Marilah ikut kami…menghadang…orang yang tidak bersalah” (ay.11), bujuk mereka.
Bahkan mereka berniat untuk membunuh korban (ay.12). Setelah menyerang orang
yang lengah itu, mereka akan mebagi-bagi harta rampasannya. Ajak mereka, “kita
akan memenuhi rumah kita dengan barang rampasan” (ay.13). Menjadi cepat kaya,
intinya—tapi dicapai dengan cara melanggar hukum dan dengan kekerasan.
Anak-anak muda telah diperingatkan. “Hai anakku,
janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu dari pada
jalan mereka, karena kaki mereka lari menuju kejahatan dan bergegas-gegas untuk
menumpahkan darah” (ay.15,16). Ini bukanlah jalan yang seharusnya ditempuh
orang muda. Meskipun tidak melibatkan pembunuhan, ajakan mereka akan
mengakibatkan pelanggaran hak pribadi korban. Jika Anda pernah mengalami
kecurian, maka Anda akan mengetahui bagaimana rasanya hak Anda
dilanggar—meskipun secara fisik tidak. Setiap kejahatan pasti melanggar pribadi
korban.
Lebih jauh lagi, perangkap yang dirancang oleh para
penjahat itu—bahkan jika mereka berhasil menjalankan rencana jahat itu—akan
menghancurkan diri sendiri. “Mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai
nyawanya sendiri. Demikianlah pengalaman setiap orang yang loba akan keuntungan
gelap, yang mengambil nyawa orang yang mempunyainya” (ay.18,19). Efek bumerang
dari kejahatan ini mungkin tidak muncul scara langsung seperti dinyatakan oleh
ayat ini. Namun demikian “pembuat kejahatan akan hancur sendiri oleh kejahatan
yang diciptakannya” (Michael V. Fox, Proverbs
109, Anchor Bible, hlm.89,90).
0 comments:
Post a Comment