Tuesday, May 29, 2018

Renungan Pagi 30 Mei 2018



“POTRET KASIH ALLAH”
30 Mei 2018

Allah Ialah Pencipta
Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: ‘Janganlah takut…engkau ini kepunyaan-Ku’” (Yesaya 43:1).
Salah satu tema yang banyak dijumpai di sepanjang Alkitab adalah konsep penciptaan. Dimulai dari ayat pertama Alkitab Ibrani, Allah digambarkan sebagai Pencipta, julukan yang diberikan bahkan oleh para teolog liberal. Tema ini tidak berubah hingga zaman Yesaya. Terkandung di dalam pesan-pesan sang nabi suatu pernyataan tegas tentang kuasa penciptaan dari Allah.
Berikut ini hanya sebuah contoh: “Ya TUHAN semesta alam, … Hanya Engkau sendirilah Allah … Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi” (Yes.37:16). “TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi” (Yes.40:28). “Akulah TUHAN…yang menciptakan Israel” (Yes.43:15). Aku telah membentuk engkau” (Yes.44:21). “Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi—siapakah yang mendampingi Aku?” (ay.24). “Beginilah firman TUHAN, Yang Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel… Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya” (Yes.45:11,12). “Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit,—Dialah Allah—yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya,—dan Ia menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami” (ay.18).
Perhatikan bahwa kuasa penciptaan dari Allah dinyatakan dengan dua cara: (1) dalam penciptaan bumi dan (2) dalam penciptaan umat-Nya, Israel. Pesan-pesan Yesaya secara bergantian merujuk kepada dua penciptaan ini. Keduanya datang dari tangan Allah yang satu dan sama—TUHAN. Dalam kenyataannya, keduanya nyaris merupakan satu pertunjukan kreativitas Allah. TUHAN menciptakan Planet Bumi, dan Ia menghendaki agar planet ini berpenghuni. Untuk itu, Ia membentuk Israel, dan mempercayakan kepada mereka suatu daerah, Tanah Perjanjian. Bangsa Israel bertindak sebagai petani penyewa, sedangkan Allah sebagai pemilik tanah, dan ketika mereka menjualnya untuk menyambung hidup, Ia akan menjadi goel dan menebus tanah itu bagi mereka, seperti yang kita catat dalam renungan kemarin.
Hari ini kita membaca ayat Alkitab tentang Penciptaan seperti pembaca sebuah buku geologi. Kita menggali penjelasan dan petunjuk tentang umur bumi. Kita mencoba memeras informasi tentang bagaimana dan bilamana ia terbentuk. Pokok utama dari semua ini, bagaimanapun, adalah sebuah pernyataan kuasa penciptaan dari Allah dengan sebuah tujuan besar—membentuk sebuah bangsa. Untuk itulah, Ia berhak memanggil mereka “umat-Ku.” Dan hari Sabat mengabadikan hal itu.

0 comments:

Post a Comment