“POTRET KASIH ALLAH”
30 Mei 2018
Allah Ialah Pencipta
“Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau, hai
Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: ‘Janganlah takut…engkau ini
kepunyaan-Ku’” (Yesaya 43:1).
Salah satu tema yang
banyak dijumpai di sepanjang Alkitab adalah konsep penciptaan. Dimulai dari
ayat pertama Alkitab Ibrani, Allah digambarkan sebagai Pencipta, julukan yang
diberikan bahkan oleh para teolog liberal. Tema ini tidak berubah hingga zaman
Yesaya. Terkandung di dalam pesan-pesan sang nabi suatu pernyataan tegas
tentang kuasa penciptaan dari Allah.
Berikut ini hanya sebuah
contoh: “Ya TUHAN semesta alam, … Hanya Engkau sendirilah Allah … Engkaulah
yang menjadikan langit dan bumi” (Yes.37:16). “TUHAN ialah Allah kekal yang
menciptakan bumi” (Yes.40:28). “Akulah TUHAN…yang menciptakan Israel”
(Yes.43:15). Aku telah membentuk engkau” (Yes.44:21). “Akulah TUHAN, yang
menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang
menghamparkan bumi—siapakah yang mendampingi Aku?” (ay.24). “Beginilah firman
TUHAN, Yang Mahakudus, Allah dan Pembentuk Israel… Akulah yang menjadikan bumi
dan yang menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan
langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya”
(Yes.45:11,12). “Sebab beginilah firman TUHAN, yang menciptakan langit,—Dialah
Allah—yang membentuk bumi dan menjadikannya dan yang menegakkannya,—dan Ia
menciptakannya bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami”
(ay.18).
Perhatikan bahwa kuasa
penciptaan dari Allah dinyatakan dengan dua cara: (1) dalam penciptaan bumi dan
(2) dalam penciptaan umat-Nya, Israel. Pesan-pesan Yesaya secara bergantian
merujuk kepada dua penciptaan ini. Keduanya datang dari tangan Allah yang satu
dan sama—TUHAN. Dalam kenyataannya, keduanya nyaris merupakan satu pertunjukan
kreativitas Allah. TUHAN menciptakan Planet Bumi, dan Ia menghendaki agar
planet ini berpenghuni. Untuk itu, Ia membentuk Israel, dan mempercayakan
kepada mereka suatu daerah, Tanah Perjanjian. Bangsa Israel bertindak sebagai
petani penyewa, sedangkan Allah sebagai pemilik tanah, dan ketika mereka
menjualnya untuk menyambung hidup, Ia akan menjadi goel dan menebus tanah itu bagi mereka, seperti yang kita catat
dalam renungan kemarin.
Hari ini kita membaca
ayat Alkitab tentang Penciptaan seperti pembaca sebuah buku geologi. Kita menggali
penjelasan dan petunjuk tentang umur bumi. Kita mencoba memeras informasi
tentang bagaimana dan bilamana ia terbentuk. Pokok utama dari semua ini,
bagaimanapun, adalah sebuah pernyataan kuasa penciptaan dari Allah dengan
sebuah tujuan besar—membentuk sebuah bangsa. Untuk itulah, Ia berhak memanggil
mereka “umat-Ku.” Dan hari Sabat mengabadikan hal itu.
0 comments:
Post a Comment