“POTRET KASIH ALLAH”
31 Mei 2018
Allah Ialah Ibu
“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak
menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melakukannya, Aku tidak akan
melupakan engkau” (Yesaya 49:15).
Selama berabad-abad umat
Allah memiliki berbagai kesempatan untuk mencurigai bahwa TUHAN telah melupakan
mereka. Selama mereka tinggal di Mesir—atas perintah Yusuf—mereka menderita
sebagai budak Firaun. Pada masa hakim-hakim, berkali-kali orang Filistin
menindas mereka. Di zaman kerajaan, kesulitan datang dari segala sudut—dari tetangga
Kanaan mereka, dari bangsa Mesir, dari bangsa Asyur, dan dari bangsa Babel. Selain
itu, teguran dan peringatan keras dari Allah telah mengantarkan dugaan bahwa
Allah telah meninggalkan mereka.
Tidak mengherankan ketika
”Sion berkata: ‘TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku’”
(Yes.49:14).
Allah menjawab pikiran negatif
mereka dengan membandingkan diri-Nya dengan seorang ibu. “Dapatkah seorang
perempuan melupakan bayinya, sehinga ia tidak menyayangi anak dari
kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau (ay.15).
Setiap bulan Mei,
orang-orang di pelbagai bangsa merayakan kasih ibu. Lebih dari 150 juta lembar
kartu Hari Ibu dibeli setiap tahun di Amerika Serikat. Kartu-kartu itu
berisikan kata-kata sanjungan yang indah tentang tinggi dan dalam serta
lebarnya kasih seorang Ibu. Sungguh menyenangkan bisa menghargai kasih setia
mereka. Namun, Allah mengatakan bahwa dapat saja terjadi hal yang tak
terbayangkan—seorang ibu melupakan bayinya. Kendati demikian, kasih Allah kekal
selamanya.
Masih ada lagi mengenai
potret kasih Allah sebagai seorang ibu yang mengasihi ini. Musa mempelajari
bahwa Allah itu penuh kasih sayang (Ul.30:3). Dan pemazmur menulis bahwa Allah “itu
pengasih dan penyayang” (Mzm.111:4). Kita menerima pernyataan itu begitu saja;
tentu TUHAN itu mengasihi umat-Nya. Apa yang kebanyakan kita tidak menyadarinya
adalah bahwa kata Ibrani yang diterjemahkan “kasih” dan “sayang” itu memiliki
arti “rahim.” Itu adalah akar kata yang sama untuk kata “menyayangi” dalam ayat
hari ini. Seperti halnya seorang ibu yang membawa bayinya selama sembilan bulan
di rahimnya hingga terbentuk ikatan yang kuat di antara mereka, demikianlah
Allah membawa umat-Nya di dalam “rahim-Nya.” Hati-Nya mendambakan “anak-anak”-Nya.
Ya, kasih Allah lebih
dalam daripada, bahkan kasih yang kita peringati di Hari Ibu.
0 comments:
Post a Comment