“TUHAN, Allah kita, memerintahkan
kepada kita untuk melakukan segala ketetapan itu dan untuk takut akan TUHAN,
Allah kita, supaya senantiasa baik keadaan kita dan supaya Ia membiarkan kita
hidup, seperti sekarang ini” (Ulangan 6:24)
Ketika
orang-orang muda pergi ke dunia ini, untuk menghadapi segala bujukannya kepada
dosa—nafsu untuk mendapat uang, untuk permainan dan pemanjaan diri, untuk
pertunjukan, kemewahan, dan pemborosan, mencari laba yang besar, penipuan,
perampokan dan kebinasaan—apakah pengajaran-pengajaran yang akan ditemukan di
sana?
Spiritisme
menyatakan bahwa manusia adalah setengah dewa yang belum jatuh dalam dosa;
bahwa “tiap-tiap pikiran akan menghukumkan dirinya”; bahwa “pengetahuan yang
benar menaruh manusia di atas segala hukum”; bahwa “semua dosa yang diperbuat
adalah tidak merusak”; karena “apa pun yang ada, adalah benar”, dan “Allah
tidak menghukum”. Yang terhina di antara manusia digambarkannya sebagai di surga,
dan sangat ditinggikan di sana …. Jadi sangat banyak orang diajak untuk
kemerdekaan dan bahwa manusia hanya bertanggung jawab kepada dirinya.
Dengan
pengajaran seperti itu yang diberikan tepat pada permulaan hidup, ketika pendorong
hati sedang sekuat-kuatnya, dan tuntutan supaya menahan diri dan suci adalah
paling mendesak, dimanakah segala pelindung kebajikan? … Pada waktu itu juga
durhaka sedang berusaha menghapuskan segala hukum, bukan saja yang Ilahi,
melainkan manusia juga ….
Demikianlah
pengaruh-pengaruh yang harus dihadapi oleh orang-orang muda dewasa ini. Untuk berdiri
di tengah-tengah kegaduhan seperti itu mereka sekarang harus meletakkan alasan
tabiat. Pada tiap-tiap keturunan dan di tiap-tiap negeri, alasan yang benar dan
contoh bagi pembangunan tabiat adalah selamanya sama. Hukum Ilahi, “Kasihilah
dirimu sendiri,” prinsip besar yang dinyatakan dalam tabiat dan hidup
Juruselamat kita, itulah satu-satunya dasar yang aman dan satu-satunya penuntun
yang pasti ….
Di
sinilah satu-satunya pelindung untuk keikhlasan perseorangan, untuk kesucian
rumah tangga, kesejahteraan masyarakat, atau keseimbangan bangsa. Di tengah-tengah
segala kebingungan hidup dan bahaya dan tututan-tuntutan yang bertentangan,
satu-satunya peraturan yang selamat dan pasti ialah melakukan apa yang
dikatakan oleh Allah.
0 comments:
Post a Comment