“POTRET KASIH ALLAH”
27 Maret 2018
Api dari Langit
“Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu:
“Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis
dengan kelima puluh anak buahmu.’Maka turunlah api dari langit memakan dia
habis dengan kelima puluh anak buahnya’” (2 Raja-raja 1:10).
Ahazia, raja Israel mengalami kecelakaan di
istananya sendiri, ia jatuh “dari kisi-kisi kamar atasnya” (2 Raj.1:2).
Kemungkinan ia terjatuh dari atap rumahnya. Karena tidak yakin apakah bisa
sembuh dari sakitnya, ia mengirimkan utusannya untuk bertanya kepada Baal-Zebub
(“allah serangga”), di Ekron, perihal kesembuhannya.
Malaikat TUHAN mengunjungi Elia dan
memerintahkannya untuk mencegat utusan-utusan Ahazia. Nabi pun menanyakan
kepada mereka, apa maksud kedatangan mereka ke allah di Ekron. Tidak adakah
Allah di Israel untuk dimintai nasihat? Lalu disampaikan pula oleh Elia firman
TUHAN tentang Ahazia: “Engkau pasti akan mati” (ay.4). (Terdengar seperti kata-kata
di Kejadian 2:17, bukan? Di saat engkau memakannya, “pastilah engkau mati.”
Kata-kata Ibrani yang digunakan sama persis!)
Raja merasa tidak puas dengan campur tangan Elia,
maka ia mengirim “seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya” (2 Raj.1:9)
untuk menangkap Elia. Namun Elia tidak gentar melihat unjuk kekuatan tersebut
dan menjawab dengan, “biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan
kelima puluh anak buahmu” (ay.10). Dan terjadilah seperti itu. Ahazia mengirim
pasukan kedua berjumlah 50 orang, dan menemui hasil yang sama. Kemudian pasukan
ketiga berjumlah 50 orang. Tapi kepala pasukan ketiga ini tidak bodoh, dan
memohon pengampunan kepada Elia. Lalu Allah menyuruh Elia untuk pergi
bersama-sama pasukan itu ke Samaria.
Elia terkenal sangat meledak-ledak. Nabi inilah
yang mengatur pertempuran antara Baal dan TUHAN di Gunung Karmel. Dia pula yang
membunuh para nabi Baal (1 Raj.18:40). Kali ini ia mendatangkan api dari langit
untuk membinasakan 100 tentara dan pemimpin mereka (berbeda dengan Yesus yang
menolak mendatangkan api dari langit untuk membinasakan orang-orang). Nabi-nabi
lainnya tidak begitu menyolok. Musa sangat lembut hatinya. Yunus kabur dari
tugasnya. Yeremia gampang menangis. Hosea lebih mirip seorang yang romantic.
Yehezkiel nampak seperti orang yang tidak waras. Dan Allah menghargai
kepribadian yang berbeda-beda itu. Sepertinya Ia tidak menghendaki penyampaian
pesan yang seragam pribadinya. Pria dan wanita dengan karakter beraneka ragam
dapat melayani-Nya…dengan baik.
0 comments:
Post a Comment