“POTRET KASIH ALLAH”
29 Maret 2018
Bagaimana Menolong Mereka yang Tertindas
“Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu,
dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu” (2 Raja-raja 4:7).
Pria tanpa nama dalam kisah kita ini adalah seorang
suami, ayah, dan salah seorang anak nabi. Karena beberapa alasan yang tidak
diketahui, pria ini mati, meninggalkan keluarganya dalam kondisi mengenaskan
karena utang. Para penagih utang hendak menjadikan dua anaknya sebagai budak
untuk melunasi utangnya, seperti yang diatur oleh Hukum Musa.
Ketika jandanya melaporkan persoalannya kepada
Elisa, nabi ini menjawab, “Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di
rumah.” (2 Raj.4:2). Dalam kemiskinannya janda itu tidak memiliki apa-apa—hanya
sebuah buli-buli berisi minyak zaitun; yang tentu saja tidak cukup berharga. Maka
kata Elisa, “Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala
tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah,
tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu
ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!” (ay.3:4).
Ketika melakukan perintah itu, secara ajaib minyak
di dalam buli-buli tidak habis-habisnya mengisi bejana yang terus didatangkan anak-anaknya
dari tetangga mereka. Ketika tida ada lagi bejana tersisa, janda itu pun
bertanya kepada Elisa apa yang harus mereka lakukan. Ia menjawab, “Pergilah,
juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta
anak-anakmu” (ay.7).
Dalam menolong mereka yang tertindas, kita dapat
melakukan tiga hal berikut. Ketiganya tidak saling bertentangan satu sama lain.
Kita dapat melakukan perbuatan baik dengan
memberikan sumbangan uang untuk mengatasi kebutuhan mereka selama beberapa
waktu. Tapi banyak orang yang menganggap bantuan uang merendahkan martabat, dan
betapa pun miskinnya, mereka akan menolak. Meskipun demikian, terkadang bantuan
semacam itulah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sebuah situasi dengan
segera.
Di saat lain kita dapat melakukan hal yang lebih
baik dengan menyediakan cara agar mereka dapat menolong diri sendiri, seperti
yang dilakukan oleh elisa pada kisah hari ini. Anda sering mendengar ungkapan: “Berikan
ikan pada orang lapar, maka kau hanya memberinya makan untuk hari ini. Tapi ajarkan
orang itu memancing, maka kau memberinya makan seumur hidupnya.”
Yang terbaik dapat kita lakukan adalah menghapus
penyebab ketertindasan itu, karena penderitannya biasa hasi ldari kesalahan
manusia. Kita dapat secara proaktif berjuang demi keadilan bagi semua orang. “Jika
melihat kebaikan manusia, maka kita bisa berharap adanya kesadaran dari setiap
orang, tapi melihat keberdosaan manusia, aturan hukum sangatlah dibutuhkan. Perbuatan
amal, selalu dibutuhkan; tapi itu tidak pernah bisa menggantikan keadilan”
(William Sloane Coffin).
0 comments:
Post a Comment