“POTRET KASIH ALLAH”
01 Mei 2018
Ada Suatu Alasan
“Camkanlah
ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur
dipunahkan?” (Ayub 4:7).
Di akhir minggu itu Ayub memecahkan kesunyian
dengan sebuah gerutuan, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang
mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.” (3:3).
Dibuat kaget oleh celetukan Ayub,
sahabat-sahabatnya mulai berceloteh, dan dimulailah sebuah percakapan panjang
yang hampir mirip saling menuding antara Ayub dan sahabat-sahabatnya. Berapa
lama percakapan itu berlanjut, kita tidak tahu. Tetapi yang jelas tidak seorang
pun diam membisu lagi seperti sebelumnya. Pendapat dan sanggahannya saling
dilemparkan, dan masing-masing melontarkan buah pikirannya.
Elifas melayangkan tegurannya, “Camkanlah ini:
siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan?”
(Ayub 4:7). Dalam pidato panjangnya Elifas bersikeras bahwa ada suatu alasan di
balik penderitaan Ayub. Bencana, penyakit, dan kematian tidak datang dengan
semena-mena. “Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah
seseorang tahir di hadapan Penciptanya?” (ay.17). Implikasinya tentu saja bahwa
Ayub menderita karena ia bukanlah orang benar seperti yang dikira oleh semua
orang. Dan ia memberikan sebuah nasihat selayaknya seorang kakak kepada Ayub:
“Tetapi aku, tentu aku akan mencari
Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku” (Ayub 5:8).
Berikutnya Bildad yang merasa terpaksa untuk
berbicara, menunjuk apa yang diajarkan oleh sejarah. “Masakan Allah
membengkokkan keadilan?... Jikalau anak-anakmu telah berbuat dosa terhadap Dia,
maka Ia telah membiarkan mereka dikuasai oleh pelanggaran mereka” (Ayub 8:3,4).
Katanya kepada Ayub, “Kalau engkau mencari Allah, dan memohon belas kasihan
dari Yang Mahakuasa, kalau engkau bersih dan jujur, maka tentu Ia akan bangkit
demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu” (ay.5,6).
Zofar menimpali dengan gagasan yang sama namun
disampaikan secara berbeda. “Katamu:…aku bersih di mata-Mu. Tetapi,
mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap engkau”
(Ayub 11:4,5).
Akhirnya Elihu—yang paling muda di antara empat
sekawan itu yang muncul begitu saja secara tiba-tiba mengimbuhkan komentarnya,
bahwa Allah telah mengirimkan penderitaan itu untuk memurnikan Ayub. “Dengan
penderitaan ia ditegur di tempat tidurnya, dan berkobar terus menerus bentrokan
dalam tulang-tulangnya” (Ayub 33:19). Dan Allah akan mendera hingga tiga kali
untuk menyelamatkan manusia yang hendak dimurnikan-Nya (Ayub 33:29,30).
Kita semua telah mendengar penjelasan serupa
tentang bencana, penyakit, dan kematian: “Ada suatu alasan.” Tetapi Allah
berkata kepada sahabat-sahabat Ayub: “Kamu tidak berkata benar tentang Aku”
(Ayub 42:8).
0 comments:
Post a Comment