Thursday, May 3, 2018

Renungan Pagi 01 Mei 2018


“POTRET KASIH ALLAH”
01 Mei 2018

Ada Suatu Alasan

Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan?” (Ayub 4:7).

Di akhir minggu itu Ayub memecahkan kesunyian dengan sebuah gerutuan, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.” (3:3).

Dibuat kaget oleh celetukan Ayub, sahabat-sahabatnya mulai berceloteh, dan dimulailah sebuah percakapan panjang yang hampir mirip saling menuding antara Ayub dan sahabat-sahabatnya. Berapa lama percakapan itu berlanjut, kita tidak tahu. Tetapi yang jelas tidak seorang pun diam membisu lagi seperti sebelumnya. Pendapat dan sanggahannya saling dilemparkan, dan masing-masing melontarkan buah pikirannya.

Elifas melayangkan tegurannya, “Camkanlah ini: siapa binasa dengan tidak bersalah dan di manakah orang yang jujur dipunahkan?” (Ayub 4:7). Dalam pidato panjangnya Elifas bersikeras bahwa ada suatu alasan di balik penderitaan Ayub. Bencana, penyakit, dan kematian tidak datang dengan semena-mena. “Mungkinkah seorang manusia benar di hadapan Allah, mungkinkah seseorang tahir di hadapan Penciptanya?” (ay.17). Implikasinya tentu saja bahwa Ayub menderita karena ia bukanlah orang benar seperti yang dikira oleh semua orang. Dan ia memberikan sebuah nasihat selayaknya seorang kakak kepada Ayub: “Tetapi aku,  tentu aku akan mencari Allah, dan kepada Allah aku akan mengadukan perkaraku” (Ayub 5:8).

Berikutnya Bildad yang merasa terpaksa untuk berbicara, menunjuk apa yang diajarkan oleh sejarah. “Masakan Allah membengkokkan keadilan?... Jikalau anak-anakmu telah berbuat dosa terhadap Dia, maka Ia telah membiarkan mereka dikuasai oleh pelanggaran mereka” (Ayub 8:3,4). Katanya kepada Ayub, “Kalau engkau mencari Allah, dan memohon belas kasihan dari Yang Mahakuasa, kalau engkau bersih dan jujur, maka tentu Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu” (ay.5,6).

Zofar menimpali dengan gagasan yang sama namun disampaikan secara berbeda. “Katamu:…aku bersih di mata-Mu. Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap engkau” (Ayub 11:4,5).

Akhirnya Elihu—yang paling muda di antara empat sekawan itu yang muncul begitu saja secara tiba-tiba mengimbuhkan komentarnya, bahwa Allah telah mengirimkan penderitaan itu untuk memurnikan Ayub. “Dengan penderitaan ia ditegur di tempat tidurnya, dan berkobar terus menerus bentrokan dalam tulang-tulangnya” (Ayub 33:19). Dan Allah akan mendera hingga tiga kali untuk menyelamatkan manusia yang hendak dimurnikan-Nya (Ayub 33:29,30).

Kita semua telah mendengar penjelasan serupa tentang bencana, penyakit, dan kematian: “Ada suatu alasan.” Tetapi Allah berkata kepada sahabat-sahabat Ayub: “Kamu tidak berkata benar tentang Aku” (Ayub 42:8).

0 comments:

Post a Comment