Thursday, May 3, 2018

Renungan Pagi 04 Mei 2018


“POTRET KASIH ALLAH”
04 Mei 2018

Gambar Allah

Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah” (Mazmur 8:6).

Mazmur 8 memuji Allah untuk kreativitas-Nya yang ajaib. Mengapa, bahkan “anak-anak yang menyusu” bernyanyi memuji-Nya (Mzm. 8:3). Sang penyair melanjutkan: “jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan (ay.4). Kemegahannya, terlebih di bawah terang pengetahuan astronomi masa kini, sungguh mempesona.

Lalu pemazmur melihat ke dalam dirinya: “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” (ay.5). pertanyaan yang wajar, bukan? Apakah nilai kita dibandingkan dengan alam semesta yang sangat luas ini? Dan jawabannya adalah… “Engkau telah membuat hampir sama seperti Allah” (ay.6).

Versi King James mengatakan bahwa kita manusia telah dibuat sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat. Dengan pernyataan itu kita telah dibuat menjadi sangat berharga, bukan? Namun Bahasa Ibrani dalam ayat ini tidak menggunakan kata “malaikat.” Pemazmur justru menyatakan bahwa kita manusia telah dibuat sedikit lebih rendah daripada Allah. (Kata Ibrani yang dipakai adalah elohim, yang bersifat jamak; sedangkan versi The Message menggunakan kata “allah-allah”—tanpa huruf besar. Namun di seluruh Perjanjian Lama, bentuk jamak elohim secara tetap digunakan untuk Allah—satu-satunya makhluk Ilahi dan ditulis dengan huruf besar. Akhirnya, terjemahan New Revised Standard Version mengikuti Bahasa Ibrani: “You have made them a little lower than God.”) Hal tersebut menonjolkan pentingnya umat manusia sesuai dengan penegasan yang mengejutkan di dalam Perjanjian lama bahwa sang Pencipta membuat manusia menurut gambar-Nya.

Gambar Allah dalam kita menginvestasikan nilai bagi kita. Anda dan saya menyandang gambar-Nya memiliki makna etika perilaku. Itulah sebabnya Allah melarang pembunuhan—karena kita diciptakan sesuai dengan gambar-Nya (Kej.9:6).

Landasan perilaku moral ini jauh melampaui larangan membunuh. Ketika saya melihat Anda, saya melihat gambar Allah. Tentunya kemudian, saya mesti memperlakukan Anda secara hormat seperti saya bersikap kepada Allah. Tidak, tentu saja Anda bukan Allah, tapi Anda mengemban gambar-Nya. Jadi sudah semestinya saya memperlakukan Anda dengan rasa hormat dan kasih. Dan karena saya mengemban gambar Allah, tindakan terhadap Anda harus mencerminkan cara Allah yang penuh kasih kepada Anda. Jika gambar Allah yang tak kelihatan di dalam diri manusia dapat menuntun perilaku satu terhadap yang lain, seperti saya gambarkan di atas, bukankah dunia akan menjadi seperti surga di atas bumi?

0 comments:

Post a Comment