“POTRET KASIH ALLAH”
04 Mei 2018
Gambar Allah
“Namun Engkau
telah membuatnya hampir sama seperti Allah” (Mazmur 8:6).
Mazmur 8 memuji Allah untuk kreativitas-Nya yang
ajaib. Mengapa, bahkan “anak-anak yang menyusu” bernyanyi memuji-Nya (Mzm.
8:3). Sang penyair melanjutkan: “jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu,
bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan (ay.4). Kemegahannya, terlebih di
bawah terang pengetahuan astronomi masa kini, sungguh mempesona.
Lalu pemazmur melihat ke dalam dirinya: “Apakah manusia,
sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau
mengindahkannya?” (ay.5). pertanyaan yang wajar, bukan? Apakah nilai kita
dibandingkan dengan alam semesta yang sangat luas ini? Dan jawabannya adalah… “Engkau
telah membuat hampir sama seperti Allah” (ay.6).
Versi King
James mengatakan bahwa kita manusia telah dibuat sedikit lebih rendah
daripada malaikat-malaikat. Dengan pernyataan itu kita telah dibuat menjadi
sangat berharga, bukan? Namun Bahasa Ibrani dalam ayat ini tidak menggunakan
kata “malaikat.” Pemazmur justru menyatakan bahwa kita manusia telah dibuat
sedikit lebih rendah daripada Allah. (Kata Ibrani yang dipakai adalah elohim, yang bersifat jamak; sedangkan
versi The Message menggunakan kata “allah-allah”—tanpa
huruf besar. Namun di seluruh Perjanjian Lama, bentuk jamak elohim secara tetap digunakan untuk Allah—satu-satunya
makhluk Ilahi dan ditulis dengan huruf besar. Akhirnya, terjemahan New Revised Standard Version mengikuti Bahasa
Ibrani: “You have made them a little
lower than God.”) Hal tersebut menonjolkan pentingnya umat manusia sesuai
dengan penegasan yang mengejutkan di dalam Perjanjian lama bahwa sang Pencipta
membuat manusia menurut gambar-Nya.
Gambar Allah dalam kita menginvestasikan nilai bagi
kita. Anda dan saya menyandang gambar-Nya memiliki makna etika perilaku. Itulah
sebabnya Allah melarang pembunuhan—karena kita diciptakan sesuai dengan
gambar-Nya (Kej.9:6).
Landasan perilaku moral ini jauh melampaui larangan
membunuh. Ketika saya melihat Anda, saya melihat gambar Allah. Tentunya kemudian,
saya mesti memperlakukan Anda secara hormat seperti saya bersikap kepada Allah.
Tidak, tentu saja Anda bukan Allah, tapi Anda mengemban gambar-Nya. Jadi sudah
semestinya saya memperlakukan Anda dengan rasa hormat dan kasih. Dan karena
saya mengemban gambar Allah, tindakan terhadap Anda harus mencerminkan cara
Allah yang penuh kasih kepada Anda. Jika gambar Allah yang tak kelihatan di dalam
diri manusia dapat menuntun perilaku satu terhadap yang lain, seperti saya
gambarkan di atas, bukankah dunia akan menjadi seperti surga di atas bumi?
0 comments:
Post a Comment