“POTRET KASIH ALLAH”
11 Mei 2018
Janji yang Diingkari?
“Terpujilah
TUHAN untuk selama-lamanya! Amin, ya amin” (Mazmur 89:53).
Kita banyak mendengar tentang keinginan Allah untuk
memenuhi janji-janji-Nya, namun terkadang janji-janji tersebut Nampak kosong
belaka—tidak ditindaklanjuti.. oleh Allah. Mazmur 89 mungkin dapat menjadi
sebuah contoh untuk menjadi pegangan kita di kala kecewa dan mencerca Allah.
Etan, anak Kusaya, telah ditunjuk oleh Daud menjadi
penyanyi, sekelompok dengan Herman dan Asaf. Bukan hanya menyanyi, mereka juga
memainkan ceracap tembaga (1 Taw.15:19). Etan dikenal bijak, meskipun tidak
menandingi kebijaksanaan Raja Salomo ( 1 Raj.4:30,31). Etanlah yang menulis
mazmur ini.
Mazmur ini dibuka dengan pujian kepada Allah atas
kasih-Nya. “Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya”
(Mzm.89:2). Setelah itu pemazmur langsung beralih ke kuasa penciptaan Allah
yang baginya menunjukkan kasih Allah. “Punya-Mulah langit, punya-Mulah juga
bumi, dunia serta isinya Engkaulah yang mendasarkannya. Utara dan selatan,
Engkaulah yang menciptakannya” (ay.12,13). Allah bukan hanya Pencipta yang
penuh kasih tetapi juga dapat dipercaya. “Keadilan dan hukum adalah tumpuan
takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu” (ay.15).
Selanjutnya pemazmur memuji-muji pilihan TUHAN atas
Daud sebagai raja. “Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada
orang-orang yang Kaukasihi, kata-Mu: ‘Telah Kutaruh mahkota di atas kepala
seorang pahlawan… Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus”
(ay.20,21). Dengan kata lain Allah membuat Daud sebagai mesias—seorang yang
diurapi. Lebih jauh lagi, Allah bersumpah, “Aku akan memelihara kasih setia-Ku
bagi dia untuk selamanya, dan perjanjian-Ku teguh bagi dia. Aku menjamin akan
adanya anak cucunya sampai selama-lamanya” (ay.29,30). Tapi janji Ilahi itu
telah menguap tanpa bekas. Allah telah “membatalkan perjanjian dengan hamba-Mu,
menajiskan mahkotanya laksana debu” (ay.40). “Di manakah kasih setia-Mu yang
mula-mula, ya Tuhan, yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada Daud demi
kesetiaan-Mu?” (ay.50).
Dinasti Daud telah hilang. Masa keemasan telah
berlalu. Kerajaannya tinggal reruntuhan. Orang-orang pilihan Allah diasingkan—sebagai
tawanan perang. Apa yang telah terjadi? Ini sungguh merupakan sebuah krisis
iman, dan mazmur 89 tidak menyajikan jawaban, tak sepatah katapun dari Allah yang
telah berjanji begitu banyak—takhta selama-lamanya bagi keturunan Daud.
Lalu mazmur itu pun berakhir… dengan diamnya Allah.
Namun diakhiri dengan sebuah pujian yang sama seperti pembukaannya. “Terpujilah
TUHAN untuk selama-lamanya! Amin, ya amin” (ay.53). Ya, sungguh ini sebuah
contoh doa.
0 comments:
Post a Comment