Wednesday, March 21, 2018

Renungan Pagi 22 Maret 2018

Renungan Pagi “POTRET KASIH ALLAH”
22 Maret 2018

Hari Perhitungan bagi Salomo

“Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel”. (1 Raja-raja 11:9)

Tahun demi tahun, dasawarsa demi dasawarsa, Raja Salomo menikmati kehidupan yang baik. Para pecinta kebijaksanaan dari pelbagai negeri menghormatinya. Bait Allah yang dibangunnya membuat banyak orang terpesona. Istana tempat tinggalnya dibangun dari bahan-bahan yang langka. Singgasananya terbuat dari gading besar yang dilapisi emas. Mejanya dipenuhi makanan lezat. Kekayaan pribadinya membuat orang menelan ludah. Nafsu berahinyapun terpuaskan, berkat 1.000 orang kekasihnya. Kuda perangnya berjumlah 12.000 ekor. Armada niaganya (nampaknya Salomo mempunyai dua armada) mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di negeri yang jauh dan pulang dengan barang-barang dan hewan yang eksotis. Dalam “hikmat” yang dia miliki, ia menjadi orang yang sangat liberal sehingga ia tidak cukup hanya menyembah TUHAN, tapi juga menyembah Asytoret, Kamos, dan Milkom.

“Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat” (1 Raj. 10.23). Orang-orang yang “memiliki segalanya” seringkali lupa kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Kepemilikan yang berlebih amat sering membimbing pada hilangnya akal sehat dan kebaikan. Orang-orang seperti itu menjadi hukum bagi dirinya sendiri, melupakan segala larangan, kesucian dan kesalehan. Mereka—termasuk Salomo—kehilangan pijakan pada kenyataan, dan melupakan kebenaran sederhana bahwa “Tuhan itu Maha adil” (William Sloane Coffin, Credo,hlm.51). Allah tidak pernah melupakan kenyataan itu. Ia memberitahu raja yang takabur ini, “Oleh karena begitu kelakuanmu…Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu” (1 Raj.11:11).

Kemudian “TUHAN membangkitan seorang lawan Salomo, yakni Hadad” (ay.14). Dan juga, “Allah membangkitkan pula seorang lawan Salomo, yakni Rezon…Dialah yang menjadi lawan Israel sepanjang umur Salomo” (Ay.23-25). Tiga kali dalam tiga ayat Alkitab ini penulis merujuk pada Iblis (diterjemahkan sebagai “lawan” atau “malapetaka”) yang dibiarkan oleh Allah untuk menentang Salomo.

Akhirnya, Allah memberitahu Yerobeam, salah seorang pejabat tinggi di pemeritahan Salomo, bahwa ia akan memerintah suku Israel di Utara, dan Rehabeam, anak Salomo, hanya memerintah suku-suku Yehuda.

Ini adalah akhir yang tragis bagi seorang raja yang telah menunjukkan kerendahan hati dan kesetiaan di masa awal pemerintahannya.

0 comments:

Post a Comment