Renungan Pagi “POTRET KASIH ALLAH”
22 Maret 2018
Hari
Perhitungan bagi Salomo
“Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya
kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel”. (1 Raja-raja 11:9)
Tahun demi tahun, dasawarsa demi dasawarsa, Raja
Salomo menikmati kehidupan yang baik. Para pecinta kebijaksanaan dari pelbagai
negeri menghormatinya. Bait Allah yang dibangunnya membuat banyak orang
terpesona. Istana tempat tinggalnya dibangun dari bahan-bahan yang langka. Singgasananya
terbuat dari gading besar yang dilapisi emas. Mejanya dipenuhi makanan lezat. Kekayaan
pribadinya membuat orang menelan ludah. Nafsu berahinyapun terpuaskan, berkat
1.000 orang kekasihnya. Kuda perangnya berjumlah 12.000 ekor. Armada niaganya
(nampaknya Salomo mempunyai dua armada) mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di
negeri yang jauh dan pulang dengan barang-barang dan hewan yang eksotis. Dalam “hikmat”
yang dia miliki, ia menjadi orang yang sangat liberal sehingga ia tidak cukup
hanya menyembah TUHAN, tapi juga menyembah Asytoret, Kamos, dan Milkom.
“Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal
kekayaan dan hikmat” (1 Raj. 10.23). Orang-orang yang “memiliki segalanya”
seringkali lupa kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Kepemilikan yang
berlebih amat sering membimbing pada hilangnya akal sehat dan kebaikan. Orang-orang
seperti itu menjadi hukum bagi dirinya sendiri, melupakan segala larangan,
kesucian dan kesalehan. Mereka—termasuk Salomo—kehilangan pijakan pada
kenyataan, dan melupakan kebenaran sederhana bahwa “Tuhan itu Maha adil”
(William Sloane Coffin, Credo,hlm.51). Allah tidak pernah melupakan kenyataan
itu. Ia memberitahu raja yang takabur ini, “Oleh karena begitu kelakuanmu…Aku
akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu”
(1 Raj.11:11).
Kemudian “TUHAN membangkitan seorang lawan Salomo,
yakni Hadad” (ay.14). Dan juga, “Allah membangkitkan pula seorang lawan Salomo,
yakni Rezon…Dialah yang menjadi lawan Israel sepanjang umur Salomo” (Ay.23-25).
Tiga kali dalam tiga ayat Alkitab ini penulis merujuk pada Iblis (diterjemahkan
sebagai “lawan” atau “malapetaka”) yang dibiarkan oleh Allah untuk menentang
Salomo.
Akhirnya, Allah memberitahu Yerobeam, salah
seorang pejabat tinggi di pemeritahan Salomo, bahwa ia akan memerintah suku
Israel di Utara, dan Rehabeam, anak Salomo, hanya memerintah suku-suku Yehuda.
Ini adalah akhir yang tragis bagi seorang raja
yang telah menunjukkan kerendahan hati dan kesetiaan di masa awal pemerintahannya.
0 comments:
Post a Comment