Renungan Pagi “POTRET KASIH ALLAH”
24 Maret 2018
Keangkuhan Rehabeam
“Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh
Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja” (1 Raja-raja
12:1).
Awal kelihatan bahwa nubuatan Nabi Ahia tidak akan
terlaksana. “Seluruh Israel” datang untuk menobatkan Rehabeam. Kesepuluh suku
yang telah dihubungi oleh Ahia mengirimkan Yerobeam ke Sikhem sebagai juru
bicara mereka. Selama ini Salomo yang pilih kasih terhadap suku dari mana ia
berasal, membebankan pajak dan kerja keras kepada 10 suku ini. Sekarang mereka
berharap mendapat keringanan.
Yerobeam berkata kepada Rehabeam, “Ayahmu telah
memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar
yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada
kami, supaya kami menjadi hambamu” (1 Raj.12:4). Perhatikan di sini bahwa 10
suku itu tidak menuntut perlakuan yang sama dengan dua suku lainnya. Mereka
hanya menginginkan keringanan. Sebuah tuntutan yang masuk akal, sebenarnya.
Rehabeam, sebagaimana layaknya orang yang penuh
pertimbangan, meminta waktu. Setelah tiga hari ia akan memberikan keputusannya.
Pertama-tama Rehabeam meminta pendapat para
penasihat ayahnya. “Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?” (ay.6). Para
politisi musiman itu pun memberikan pendapat yang kelihatannya seperti nasihat
yang baik. “Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada
mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi
hamba-hambamu sepanjang waktu.” (ay.7). Para ahli membaca makna yang tersirat
di sini, bahwa jika Rehabeam mau bersikap sebagai hamba sekarang, maka nanti
rakyatnya bisa ditekan sebagai hamba pula, seperti pada masa pemerintahan
Salomo.
Lalu Rehabeam berpaling kepada para penasihat
barunya, sekelompok anak muda kawan sepermainannya. Kelompok yang masih hijau
ini bukan hanya memberi jawaban yang berani tetapi juga dengan kata-kata yang
kasar. Mereka berkata, “Ayahku telah membebankan kepada kamu tanggung jawab
yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar
kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri
besi” (ay.11). Cambuk berduri besi adalah alat penyiksa yang dapat
merobek-robek kulit dan meninggalkan luka yang dalam.
Rehabeam lalu menjawab Yerobeam dengan kata-kata
dari penasihat barunya yang tak berpengalaman itu. Maka 10 suku itu bereaksi
dengan menobatkan Yerobeam sebagai raja. Sudah terlambat saat Rehabeam
menyadari bahwa sikap yang kasar bukanlah milik seorang pemimpin.
0 comments:
Post a Comment