Friday, March 23, 2018

Renungan Pagi 24 Maret 2018

Renungan Pagi “POTRET KASIH ALLAH”
24 Maret 2018

Keangkuhan Rehabeam

“Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja” (1 Raja-raja 12:1).

Awal kelihatan bahwa nubuatan Nabi Ahia tidak akan terlaksana. “Seluruh Israel” datang untuk menobatkan Rehabeam. Kesepuluh suku yang telah dihubungi oleh Ahia mengirimkan Yerobeam ke Sikhem sebagai juru bicara mereka. Selama ini Salomo yang pilih kasih terhadap suku dari mana ia berasal, membebankan pajak dan kerja keras kepada 10 suku ini. Sekarang mereka berharap mendapat keringanan.

Yerobeam berkata kepada Rehabeam, “Ayahmu telah memberatkan tanggungan kami, maka sekarang ringankanlah pekerjaan yang sukar yang dibebankan ayahmu dan tanggungan yang berat yang dipikulkannya kepada kami, supaya kami menjadi hambamu” (1 Raj.12:4). Perhatikan di sini bahwa 10 suku itu tidak menuntut perlakuan yang sama dengan dua suku lainnya. Mereka hanya menginginkan keringanan. Sebuah tuntutan yang masuk akal, sebenarnya.

Rehabeam, sebagaimana layaknya orang yang penuh pertimbangan, meminta waktu. Setelah tiga hari ia akan memberikan keputusannya.

Pertama-tama Rehabeam meminta pendapat para penasihat ayahnya. “Apakah nasihatmu untuk menjawab rakyat itu?” (ay.6). Para politisi musiman itu pun memberikan pendapat yang kelihatannya seperti nasihat yang baik. “Jika hari ini engkau mau menjadi hamba rakyat, mau mengabdi kepada mereka dan menjawab mereka dengan kata-kata yang baik, maka mereka menjadi hamba-hambamu sepanjang waktu.” (ay.7). Para ahli membaca makna yang tersirat di sini, bahwa jika Rehabeam mau bersikap sebagai hamba sekarang, maka nanti rakyatnya bisa ditekan sebagai hamba pula, seperti pada masa pemerintahan Salomo.

Lalu Rehabeam berpaling kepada para penasihat barunya, sekelompok anak muda kawan sepermainannya. Kelompok yang masih hijau ini bukan hanya memberi jawaban yang berani tetapi juga dengan kata-kata yang kasar. Mereka berkata, “Ayahku telah membebankan kepada kamu tanggung jawab yang berat, tetapi aku akan menambah tanggungan kamu; ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi” (ay.11). Cambuk berduri besi adalah alat penyiksa yang dapat merobek-robek kulit dan meninggalkan luka yang dalam.

Rehabeam lalu menjawab Yerobeam dengan kata-kata dari penasihat barunya yang tak berpengalaman itu. Maka 10 suku itu bereaksi dengan menobatkan Yerobeam sebagai raja. Sudah terlambat saat Rehabeam menyadari bahwa sikap yang kasar bukanlah milik seorang pemimpin.

0 comments:

Post a Comment