Thursday, April 12, 2018

Renungan Pagi 13 April 2018

“POTRET KASIH ALLAH”
13 April 2018

Para Pekerja yang Tidak Kudus?

“Dan Huram membuat juga kuali-kuali, penyodok-penyodok dan bokor-bokor penyiraman. Demikianlah Huram menyelesaikan pekerjaan yang harus dilakukannya bagi raja Salomo di rumah Allah” (2 Tawarikh 4:11).

Dari waktu ke waktu pertanyaan ini muncul di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tentang pantas tidaknya mempekerjakan orang-orang non-Advent dalam pekerjaan gereja—misalnya untuk mencetak literature kita yang berisi kebenaran (“Apakah kita mencetak Adventist Review di percetakan yang juga mencetak majalah Playboy?”); untuk membiayai pekerjaan gereja (dengan uang “kotor”); atau untuk bekerja secara fisik di pembangunan gereja, sekolah, rumah sakit, dan lembaga lainnya (“tangan-tangan kotor” menyentuh material untuk bangunan suci?). Banyak orang Advent mula-mula yang bahkan menolak menyebutkan nama-nama hari dan menggantinya dengan hari kesatu, hari kedua, hari keenam, dst. Mengapa? Karena hari-hari dalam seminggu itu kita tahu berkaitan dengan nama-nama dewa kaum penyembah berhala—hari matahari, hari bulan, hari Thor, dst.

Mari pertama-tama kita perhatikan apa yang dilakukan oleh orang Advent masa kini. Apakah kita harus menghilangkan istilah-istilah yang memiliki akar penyembahan berhala? Haruskah kita menyebut “hari keempat” dan bukannya hari Rabu (Wednesday) yang mengandung nama Odin, dewa tertinggi suku Skandinavia di Jerman? Apakah ada contoh di dalam Alkitab yang dapat menolong kita dalam hal ini? Ternyata ada, di dalam 1 Raja-raja 8:2 dikatakan bahwa bait Allah buatan Salomo diresmikan pada bulan Etanim, dari bahasa Kanaan, dan bukannya Tishri, Bahasa Ibrani yang sama-sama memiliki arti bulan ketujuh. Orang Israel juga menyebut bulan kesepuluh dalam tahun upacara (bulan keempat penanggalan umum) dengan Tammuz, nama dewa yang sekaligus juga nama bulan—sebuah istilah Mesopotamia yang mereka pelajari selama pembuangan di Babel.

Sekarang kita dapat kembali ke topik semula. Mungkin akan mengejutkan sebagian orang jika melihat bahwa bukan hanya orang Israel yang bekerja dalam pembangunan bait suci Salomo. Seperti yang ditunjukkan oleh ayat Alkitab hari ini, Huram, yang memiliki ibu dari suku Dan dan ayah orang Tirus, membuat beberapa benda yang akan digunakan sebagai persembahan kudus bagi TUHAN. Huram, raja Tirus, mengirimkan orang ini dan ahli-ahli lainnya untuk membantu proyek tersebut. Selain itu, Salomo juga mempekerjakan (katanya yang diperhalus untuk “memperbudak”) lebih dari 100.000 orang asing yang tinggal di wilayahnya dalam pelbagai pekerjaan di proyeknya (2 Taw.2:2, 17,18).

Jadi mungkin mulai saat ini, kita tidak boleh membiarkan hati nurani kita menjadi terlalu peka. Atau barangkali saraf spiritual kita akan selalu gelisah bila berkenaan dengan standar dan cita rasa kita.

0 comments:

Post a Comment