“POTRET KASIH ALLAH”
5 April 2018
Oh, Menjadi Seorang Suku Isakhar!
“Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai
pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang
harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya
yang di bawah perintah mereka” (1 Tawarikh 12:32).
Tiba-tiba kita menemukan daftar nama-nama…lagi. Hanya
saja, kali ini daftar nama tersebut tidak berupa daftar keturunan seperti
sebelumnya, tapi berkenaan dengan orang-orang yang ditunjuk oleh Raja Daud
untuk melayani bait suci—tenda yang dibangunnya sebagai rumah tabut perjanjian
(dan kemudian menjadi pelayan Bait Allah yang dibangun oleh Salomo) dan untuk
mengawasi administrasi pemerintahan.
Di pasal 12 kita menjumpai daftar nama prajuirt yang
bergabung di sekeliling Daud sebelum dan sesudah ia menjadi raja. Konteks ayat
hari ini terdapat dalam 1 Taw. 12:23: “Inilah jumlah pasukan bersenjata untuk
berperang yang datang kepada Daud di Hebron untuk menyerahkan jabatan raja dari
pada Saul kepada Daud.” Menurut perhitungan ini, suku Zebulon menyertakan
prajurit paling banyak—50.000 orang (ay.33) dan suku Isakhar mengirimkan jumlah
paling sedikit—200 orang.
Meskipun suku Isakhar paling sedikit secara
kuantitas, kitab Tawarikh memuji-muji mereka sebagai: “orang-orang yang
mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui
apa yang harus diperbuat orang Israel,” Sebuah rangkaian empat pembeda kata
Ibrani yang menggambarkan dua karakteristik suku Isakhar seperti yang
ditonjolkan oleh kitab ini.
Pertama, para pria suku Isakhar bisa membedakan
waktu yang istimewa dalam hidup mereka. Mereka mengetahui bahwa ada waktu-waktu
yang tidak berbeda dengan saat lainnya, yaitu saat-saat rutin—menjemukan. Tetapi
ada saat-saat tertentu di mana situasinya berbeda dengan yang lain—sebuah kesempatan
yang langka. Kemampuan untuk membedakan mana yang biasa dan mana yang luar
biasa sangatlah penting. Tidak setiap orang mempunyai ketajaman untuk
membedakan kedua saat tersebut.
Kedua, para pria suku Isakhar memiliki kearifan
untuk mengetahui tindakan tepat yang harus dilakukkan pada saat-saat istimewa
tersebut. Mereka tahu bagaimana harus mengambil tindakan. Tindakan istimewa
untuk saat istimewa. Tidak cukup hanya mengenali keunikan sebuah situasi. Seorang
bijaksana juga mengetahui bagaimana mengambil manfaat dari saat yang istimewa
tersebut.
Betapa sering kita merasa gagal ketika harus
memutuskan langkah terbaik apa yang harus diambil. Oh, menjadi seorang suku Isakhar—mengetahui
apa yang harus dilakukan dan kapan harus melakukannya! Sungguh merupakan
anugerah dari Allah sendiri, yang maha mengetahui.
0 comments:
Post a Comment