“POTRET KASIH ALLAH”
7 April 2018
Kerajaan Siapakah Ini?
“Dan Aku menegakkan dia dalam rumah-Ku dan dalam
kerajaan-Ku untuk selama-lamanya dan takhtanya akan kokoh untuk selama-lamanya”
(1 Tawarikh 17:14).
Kita sering berbicara tentang kerajaan Saul atau
pemerintahan Daud atas bangsanya. Dan berbicara seperti itu tidak terlalu
salah. Tapi ada sesuatu yang lain dalam potret ini ketimbang hanya Saul, Daud,
salomo, Yoas, atau para penguasa lain yang duduk di singgasana, yang sedang
memimpin kerajaan mereka.
Samuel tidak senang ketika mendengar tuntutan orang
Israel yang menghendaki seorang raja (1 Sam.8:5). Tetapi Allah menjelaskan
kepadanya bahwa “bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka
tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka” (ay.7). namun Allah tidak
menyerah begitu saja. Boleh jadi mereka menolak-Nya sebagai raja mereka, tapi
Ia tak pernah menolak mereka sebagai umat-Nya.
Kesetiaan mereka dalam perjanjian yang dibuat Allah
dengan Abraham tergantung pada ketaatan mereka terhadap kehendak Allah, tapi
kesetiaan Allah muncul dari sifat belas kasihan-Nya yang tidak berubah.
Karenanya bukanlah sesuatu yang aneh bagi kita bila
Allah masih menganggap diri-Nya sebagai raja. Ia tak pernah melupakan
janji-Nya: “Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi
Allahmu” (Kel.6:6). Allah juga berkata bahwa mereka akan menjadi “harta
kesayangan”—Nya (Kej.19:5), dan di tempat lain Musa menunjukkan bahwa Allah
telah memilih Israel sebagai “umat kesayangan-Nya” (Ul.14:2). Di dalam
terjemahan bahsa Inggris, digunakan istilah “Peculiar” (peculiar treasure dan
peculiar people) yang berarti “aneh”
atau “ganjil”. Sedangkan bahasa aslinya, Ibrani, menggunakan kata yang berarti “milik
pribadi” atau “milik yang berharga”. (Ternyata kata peculiar” berasal dari kata dalam Bahasa Latin yang berarti “milik
pribadi”.) Dan juga disepanjang Alkitab, orang Israel sering disebut sebagai “umat-Nya,”
dan Allah sendiri memangil mereka “umat-Ku.”
Sehingga bukan tanpa makna bila Allah mengatakan
kepada Daud bahwa Ia akan “menegakkan dia (Salomo) dalam rumah-Ku dan dalam
kerajaan-Ku” (1 Taw.17:14). Orang Israel masih menjadi umat Allah. TUHAN masih
memerintah mereka karena yang mereka dirikan adalah kerajaan-Nya. Salomo,
dengan kata lain, adalah raja bawahan dari TUHAN. Allah masih memerintah;
Salomo adalah penguasa kedua. Dan karena itulah dikatakan bahwa Salomo duduk di
“atas takhta pemerintahan TUHAN atas Israel” (1 Taw.28:5).
Kita adalah makhluk terbatas, manusia lemah yang
tidak berdaya mengusir Allah yang tak terbatas dan maha kuasa dari atas takhta-Nya.
Kita bisa saja mengusir-Nya dari hati kita, tetapi itu tidak dapat membuat-Nya
menyingkir dari kita.
0 comments:
Post a Comment