Tuesday, June 5, 2018

Renungan Pagi 2 Juni 2018


“POTRET KASIH ALLAH”
2 Juni 2018

Ciptaan Baru Allah
Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati” (Yesaya 65:17).
Salah satu aspek dari perjanjian yang luas dan mencakup segala sesuatu yang akan dilakukan oleh TUHAN adalah penciptaan tata dunia baru. (Bukan, bukan seperti yang diwacanakan oleh presiden Gerald Ford dan George W. Bush.) Kita menemukan penjelasannya—dengan rincian yang detil—di dalam Yesaya 65 dan 66.
“Aku menciptakan Yerusalem,” firman-Nya. Tetapi tunggu, bukankah kota itu sudah ada? Tetapi Yerusalem yang ini akan menjadi tempat yang “penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan” (Yes.65:18). Yang pasti, itu bukanlah Yerusalem di masa kerajaan yang murtad, atau yang ada selama pengasingan di Babel atau juga yang dibangun kembali pada zaman Ezra dan Nehemia atau yang kita dengar di siaran berita televisi. Di dalam Yerusalem yang ini “tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak” (ay.19). Tidak ada Tembok Ratapan di sana!
Oh, orang-orang masih akan mati di dalam ciptaan baru ini, tetapi… “tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari” (ay.20). Tingkat kematian bayi sungguh mengerikan di Timur Dekat kuno. Setidaknya hingga abad pertama, sepertiga bayi yang lahir meninggal saat dilahirkan. Dan sepertiga dari bayi-bayi yang berhasil melewati tahun pertama mereka meninggal sebelum berusia 6 tahun. Di sini, tidak ada lagi “orang tua yang tidak mencapai umur suntuk” (ay.20). Sekali lagi, dalam abad pertama hanya segelintir orang yang mencapai usia 60. Namun di sini, “siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk” (ay.20). Kepada anggota masyarakat perjanjian yang mencakup semua ini akan dipertontonkan “bangkai orang-orang yang telah memberontak” (Yes.66:24).
“Mereka akan mendirikan rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan memakan buahnya juga” (Yes.65;21)—sebuah potret yang menggembirakan di saat banyak petani penyewa bangkrut, kehilangan harta dan rumah karena tak mampu membayar bunga yang terlalu tinggi. Selain itu, hidup akan penuh berkat, karena Allah berkata bahwa “sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawab” (ay.24).
Bahkan hewan-hewan yang bebal pun akan menikmati ketentraman ciptaan baru Allah. “Serigala dan anak domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan makan jerami seperti lembu… Tidak ada yang akan berbuat jahat… di segenap gunung-Ku yang kudus” (ay.25).
Jelas sekali, tata dunia baru yang digambarkan di sini tidak pernah terjadi. Namun banyak orang Kristen yang mendaur ulang nubuatan ini, meskipun dengan melewatkan beberapa rincian (seperti adanya kematian), dan menerapkan selebihnya pada apa yang mereka baca di dalam Wahyu 21 dan 22.

0 comments:

Post a Comment