“POTRET KASIH ALLAH”
2 Juni 2018
Ciptaan Baru Allah
“Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang
baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi
dalam hati” (Yesaya 65:17).
Salah satu aspek dari
perjanjian yang luas dan mencakup segala sesuatu yang akan dilakukan oleh TUHAN
adalah penciptaan tata dunia baru. (Bukan, bukan seperti yang diwacanakan oleh
presiden Gerald Ford dan George W. Bush.) Kita menemukan penjelasannya—dengan
rincian yang detil—di dalam Yesaya 65 dan 66.
“Aku menciptakan
Yerusalem,” firman-Nya. Tetapi tunggu, bukankah kota itu sudah ada? Tetapi
Yerusalem yang ini akan menjadi tempat yang “penuh sorak-sorak dan penduduknya
penuh kegirangan” (Yes.65:18). Yang pasti, itu bukanlah Yerusalem di masa
kerajaan yang murtad, atau yang ada selama pengasingan di Babel atau juga yang
dibangun kembali pada zaman Ezra dan Nehemia atau yang kita dengar di siaran
berita televisi. Di dalam Yerusalem yang ini “tidak akan kedengaran lagi bunyi
tangisan dan bunyi erangpun tidak” (ay.19). Tidak ada Tembok Ratapan di sana!
Oh, orang-orang masih
akan mati di dalam ciptaan baru ini, tetapi… “tidak akan ada lagi bayi yang
hanya hidup beberapa hari” (ay.20). Tingkat kematian bayi sungguh mengerikan di
Timur Dekat kuno. Setidaknya hingga abad pertama, sepertiga bayi yang lahir
meninggal saat dilahirkan. Dan sepertiga dari bayi-bayi yang berhasil melewati
tahun pertama mereka meninggal sebelum berusia 6 tahun. Di sini, tidak ada lagi
“orang tua yang tidak mencapai umur suntuk” (ay.20). Sekali lagi, dalam abad
pertama hanya segelintir orang yang mencapai usia 60. Namun di sini, “siapa
yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang
tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk” (ay.20). Kepada
anggota masyarakat perjanjian yang mencakup semua ini akan dipertontonkan “bangkai
orang-orang yang telah memberontak” (Yes.66:24).
“Mereka akan mendirikan
rumah-rumah dan mendiaminya juga; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan
memakan buahnya juga” (Yes.65;21)—sebuah potret yang menggembirakan di saat
banyak petani penyewa bangkrut, kehilangan harta dan rumah karena tak mampu
membayar bunga yang terlalu tinggi. Selain itu, hidup akan penuh berkat, karena
Allah berkata bahwa “sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawab” (ay.24).
Bahkan hewan-hewan yang
bebal pun akan menikmati ketentraman ciptaan baru Allah. “Serigala dan anak
domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan makan jerami seperti lembu…
Tidak ada yang akan berbuat jahat… di segenap gunung-Ku yang kudus” (ay.25).
Jelas sekali, tata
dunia baru yang digambarkan di sini tidak pernah terjadi. Namun banyak orang
Kristen yang mendaur ulang nubuatan ini, meskipun dengan melewatkan beberapa
rincian (seperti adanya kematian), dan menerapkan selebihnya pada apa yang
mereka baca di dalam Wahyu 21 dan 22.
0 comments:
Post a Comment