“POTRET KASIH ALLAH”
5 Juni 2018
Kesombongan
“Tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut:
bahwa ia memahami dan mengenal Aku” (Yeremia 9:24).
Pada kenyataannya, para
pembual seringkali tidak memiliki sebanyak yang disombongkannya. Memang ada
orang-orang yang pantas untuk menjadi sombong. Namun demikian, menyombongkan
diri bukanlah hal yang pantas. “Janganlah orang bijaksana bermegah karena
kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah
orang kaya bermegah karena kekayaannya” (Yer.9:23).
Dunia mengenal banyak
orang pintar. Kita umumnya, saat berpikir tentang orang jenius, akan berpikir
tentang Albert Einstein, yang benar-benar cemerlang. Dewasa ini ada Stephen
Hawking, yang didera penyakit Lou Gehrig, adalah seorang jenus besar. Mensa International
diduga telah menyatakan Michael Tienken sebagai orang paling pintar di dunia.
Dunia juga memiliki
orang-orang bertubuh kuat. Ada yang mengatakan bahwa almarhum Louis Cyr adalah
orang terkuat di dunia. Pada suatu kesempatan ia dilaporkan dapat mengangkat
beban ½ ton dengan satu jari. Pada tahun 1895 beban yang bisa diangkatnya naik
menjadi lebih dari 1 ton. Pada tahun 2006 seorang Amerika bernama Phil Pfister
memenangkan kontes Met-RX World’s
Strongest Men.
Majalah Forbes secara
konsisten telah menobatkan Bill Gates,
pendiri Microsoft Company, seorang
yang drop-out dari perguruan tinggi, menjadi orang terkaya di dunia. Pada tanggal
9 Oktober 2007, ia memiliki kekayaan senilai $56 milyar. Pernah pada tahun 1999
kekayaannya mencapai $100 milyar. Selama beberapa tahun, Warren Buffett dari
Omaha, Nebraska, dianggap sebagai orang terkaya kedua di dunia. Pada tahun 2008
Buffet menyalip Bill Gates sebagai orang terkaya, tetapi kembali disusul oleh
Gates pada tahun 2009. Pengusaha Meksiko Carlos Helu pada saat itu menduduki
tempat ketiga.
Kebijaksanaan, kekuatan,
dan banyaknya uang, tidak menjadi pembenaran untuk sombong. Allah berfirman, “Tetapi
siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah yang berikut: bahwa ia memahami dan
mengenal Aku” (ay.24). Mengapa mengenal Allah begitu istimewa? Karena pribadi
Allah yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi” (ay.24).
Allah mengatakan bahwa “semuanya itu Kusukai” (ay.24).
Lebih jauh lagi, sungguh
menyenangkan bila umat Allah meniru teladan-Nya—menunjukkan kasih setia,
keadilan, dan kebenaran dalam semua tindakan mereka. Ironisnya, bilamana kita
benar-benar menjadi seperti Dia yang penuh kasih, tidak dipilih kasih dan
jujur, kita juga akan menjadi orang yang tidak mementingkan diri sendiri.
0 comments:
Post a Comment