“POTRET KASIH ALLAH”
16 April 2018
Barang Tiruan yang Murah
“Maka majulah Sisak, raja Mesir itu, menyerang
Yerusalem. Ia merampas barang-barang…juga perisai-perisai emas yang dibuat
Salomo. Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga” (2
Tawarikh 12:9,10).
Yehuda mengalami masa yang sukar. Rehabeam, anak
Salomo yang naik takhta pada sekitar 931 S.M., tidaklah sebijaksana
ayahandanya. Ia menolak mengikuti nasihat dari para penasihat ayahnya, dan
malahan menekan rakyatnya sendiri, sehingga kerajaan terpecah menjadi kerajaan
Israel di utara dan kerajaan Yehuda di Selatan.
Alkitab juga menambahkan bahwa ia “meninggalkan
hukum TUHAN” (2 Taw. 12:1), dan segera saja segala sesuatunya berkembang dari
buruk menjadi semakin buruk. Pada tahun 926 S.M., Sisak, raja Mesir, menyerang
ke utara dengan 1.200 kereta kuda dan 60.000 pasukan berduka (ay.3). menurut
Jacob, M. Myers, ia “adalah raja terkuat yang pertama selama dua puluh dua
dinasti” di Mesir (2 Chronicles, Anchor
Bible, hlm.74). Meskipun ia tidak menghancurkan Yerusalem, Sisak pulang ke
negaranya dengan membawa banyak jarahan, termasuk 200 perisai besar yang
masing-masing terbuat dari 3,75 kilogram emas, yang Salomo jadikan hiasan
dinding di “Istana Hutan Libanon” miliknya.
Hilangnya perisai-perisai yang mahal harganya itu
tidak terlalu merisaukan Rehabeam. Ia menggantinya begitu saja dengan
perisai-perisai dari perunggu, barang-barang tiruan yang murah. “Setiap kali
raja masuk ke rumah TUHAN, bentara-bentara datang membawa masuk perisai-perisai
itu, dan mereka pula yang mengembalikannya ke kamar jaga para bentara” (ay.11).
Demikianlah Rehabeam memuaskan dirinya dengan barang-barang tiruan yang
kualitasnya rendah itu.
Jika Anda pernah menonton Antiques Roadshow di televisi, Anda pasti tahu bahwa barang-barang tiruan
memiliki nilai yang sangat rendah bila dibandingkan dengan barang-barang
aslinya. Pada umumnya kita, seperti halnya Raja Rehabeam, telah terbiasa dengan
barang-barang tiruan. Banyak orang puas dengan permata “tiruan” ketimbang yang
asli. Kita menaruh bunga tiruan di depan gereja. Kita melahap makanan yang
beberapa diantaranya mengandung lebih banyak kandungan tiruan ketimbang bahan
makanan asli! Beberapa karpet oriental pun dibuat bukan dari wol melainkan
serat tiruan. Dan memang kita hidup di abad serba plastic. Bahkan ada
orang-orang Kristen yang mengganti doktrin asli (perisai iman yang terbuat dari
emas) dengan yang palsu (perisai perunggu yang kemilaunya murahan).
Tetapi untuk urusan kebenaran, kita semestinya
tidak menerima apa pun yang tidak asli.
0 comments:
Post a Comment