Sunday, April 15, 2018

Renungan Pagi 16 April 2018


“POTRET KASIH ALLAH”
16 April 2018

Barang Tiruan yang Murah

“Maka majulah Sisak, raja Mesir itu, menyerang Yerusalem. Ia merampas barang-barang…juga perisai-perisai emas yang dibuat Salomo. Sebagai gantinya raja Rehabeam membuat perisai-perisai tembaga” (2 Tawarikh 12:9,10).

Yehuda mengalami masa yang sukar. Rehabeam, anak Salomo yang naik takhta pada sekitar 931 S.M., tidaklah sebijaksana ayahandanya. Ia menolak mengikuti nasihat dari para penasihat ayahnya, dan malahan menekan rakyatnya sendiri, sehingga kerajaan terpecah menjadi kerajaan Israel di utara dan kerajaan Yehuda di Selatan.

Alkitab juga menambahkan bahwa ia “meninggalkan hukum TUHAN” (2 Taw. 12:1), dan segera saja segala sesuatunya berkembang dari buruk menjadi semakin buruk. Pada tahun 926 S.M., Sisak, raja Mesir, menyerang ke utara dengan 1.200 kereta kuda dan 60.000 pasukan berduka (ay.3). menurut Jacob, M. Myers, ia “adalah raja terkuat yang pertama selama dua puluh dua dinasti” di Mesir (2 Chronicles, Anchor Bible, hlm.74). Meskipun ia tidak menghancurkan Yerusalem, Sisak pulang ke negaranya dengan membawa banyak jarahan, termasuk 200 perisai besar yang masing-masing terbuat dari 3,75 kilogram emas, yang Salomo jadikan hiasan dinding di “Istana Hutan Libanon” miliknya.

Hilangnya perisai-perisai yang mahal harganya itu tidak terlalu merisaukan Rehabeam. Ia menggantinya begitu saja dengan perisai-perisai dari perunggu, barang-barang tiruan yang murah. “Setiap kali raja masuk ke rumah TUHAN, bentara-bentara datang membawa masuk perisai-perisai itu, dan mereka pula yang mengembalikannya ke kamar jaga para bentara” (ay.11). Demikianlah Rehabeam memuaskan dirinya dengan barang-barang tiruan yang kualitasnya rendah itu.

Jika Anda pernah menonton Antiques Roadshow di televisi, Anda pasti tahu bahwa barang-barang tiruan memiliki nilai yang sangat rendah bila dibandingkan dengan barang-barang aslinya. Pada umumnya kita, seperti halnya Raja Rehabeam, telah terbiasa dengan barang-barang tiruan. Banyak orang puas dengan permata “tiruan” ketimbang yang asli. Kita menaruh bunga tiruan di depan gereja. Kita melahap makanan yang beberapa diantaranya mengandung lebih banyak kandungan tiruan ketimbang bahan makanan asli! Beberapa karpet oriental pun dibuat bukan dari wol melainkan serat tiruan. Dan memang kita hidup di abad serba plastic. Bahkan ada orang-orang Kristen yang mengganti doktrin asli (perisai iman yang terbuat dari emas) dengan yang palsu (perisai perunggu yang kemilaunya murahan).

Tetapi untuk urusan kebenaran, kita semestinya tidak menerima apa pun yang tidak asli.

0 comments:

Post a Comment