Saturday, April 21, 2018

Renungan Pagi 22 April 2018


“POTRET KASIH ALLAH”
22 April 2018

Tugas Orang Awam

“…Ketika itu akan ini juru minuman raja” (Nehemia 1:11).

Untuk suatu alasan yang tak dikemukakan, sebuah delegasi dari Yerusalem datang ke Susan, tempat istana musim panas raja Persia berada. Diantara mereka terdapat Hanani, saudara lelaki Nehemia. Menanggapi permintaannya akan kabar baik dari “kampung halaman,” Nehemia diberitahu: “Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar” (Neh.1:3).

Nehemia melayani Raja Artahsasta sebagai juru minuman, yang berarti ia bertanggung jawab untuk menyediakan anggur yang tak beracun untuk sang raja. (Ya, selalu ada bahaya seseorang yang akan membunuh raja dengan memberinya anggur beracun.) Nehemia, bertugas untuk mencicipi anggur itu terlebih dahulu, dan jika ia tetap sehat tak terkena penyakit (atau lebih buruk), maka ia akan menyajikan sisanya untuk raja. Posisinya sangat terhormat dan tanggung jawabnya sangat tinggi. Bagaimana dan mengapa Artahsasta, seorang Persia, memutuskan untuk percaya pada seorang tahanan perang Israel dengan posisi penting itu masih tidak diketahui. Oh, dan karena Nehemia memiliki akses kepada anggota keluarga raja yang paling dekat, ia kemungkinan telah dikebiri, seperti yang biasa dilakukan—untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan ia tertarik pada sang ratu atau salah satu selir raja.

Kabar buruk dari kaum kerabatnya ini membuat Nehemia tenggelam dalam kesedihan mendalam, dan ia menghabiskan waktunya untuk berdoa dan berpuasa—hingga satu titik di mana Artahsasta melihat perubahan mencolok dalam penampilan Nehemia. Ketika raja menanyakan apa yang terjadi padanya, ia menjawab dengan hati-hati memilih kata-katanya, “Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?” (Neh.2:3).

Mengetahui bahwa juru minumannya itu ingin pulang ke Yerusalem dan membereskan masalah di sana, Artahsasta bertanya berapa lama waktu yang dibutuhkan Nehemia untuk memperbaiki situasi di sana. Setelah mendengar perkiraan waktu dari Nehemia, raja mengirim pelayan kepercayaannya itu ke Yerusalem, di mana ia bertugas sebagai gubernur selama 12 tahun (Neh.5:14).

Di sanalah Nehemia, si orang awam, dan Ezra, imam dan juru tulis, memadukan kekuatan dalam sebuah proyek besar untuk membangun kembali bait Allah dan tembok kota. Dibutuhkan kepemimpinan yang terpadu antara awam dan imam untuk menjalankan sebuah perubahan, hal yang tidak mengejutkan kita. Kerjasama timbal-balik antara dua kelompok inilah yang memajukan pekerjaan Allah di bumi.

0 comments:

Post a Comment