Sunday, June 17, 2018

Renungan Pagi 14 Juni 2018


“POTRET KASIH ALLAH”
14 Juni 2018

Yehezkiel yang Aneh
Datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia” (Yehezkiel 1:3).

Nabi Yehezkiel dan kitab yang ditulisnya, sama-sama membingungkan. Sehingga ketika menemukan beberapa masalah di dalamnya, para rabi (terutama dari Aliran Shammai) memperdebatkan posisi kitab ini di dalam kanon Alkitab. Apa yang membingungkan—kalau tidak dapat disebut aneh—dari Yehezkiel?

Pertama, kepribadiannya agak eksentrik. Nabi-nabi yang gembira luar biasa sudah bukan zamannya lagi pada masa itu, seiring berlalunya Elia dan Elisa. Namun Yehezkiel lebih mirip angkatan mereka ketimbang angkatan Yoel, Amos, Yesaya, Yeremia dkk. Ia mengatakan telah dirasuki oleh Roh (Yeh.2:2). Ia mengaku telah diangkat oleh tangan Allah (Yeh.3:14), pada suatu ketika menjambak rambutnya dan membawanya sejauh 800 km ke Yerusalem (Yeh.8:3). Ia menjadi bisu selama beberapa waktu (Yeh.3:26; 24:27). Beberapa pelajar Alkitab berspekulasi bahwa ia memang sakit secara mental.

Kedua, perilaku kenabiannya agak sedikit ganjil. Ia berbaring di sisi kiri badannya selama 390 hari dan pada sisi kanannya selama 40 hari kemudian (Yeh.4:4-6). Ia memotong rambutnya dan membaginya menjadi tiga bagian, membagar sepertiganya, mencincang dengan pedang sepertiganya dan sisanya dihamburkan ke udara (Yeh.5:1-4). Ia menghancurkan sebagian rumahnya dengan mengali dinding menggunakan tangan kosong (Yeh.12:7). Ketika istrinya mati tiba-tiba, ia tidak meratapinya (Yeh.24:16-18) karena diperintahkan demikian oleh Allah.

Ketiga, tulisan-tulisanya mengandung unsur-unsur yang ganjil—bahkan tak senonoh. Di pasal 16 Allah digambarkan melakukan hubungan sumbang, dan pada pasal 23 ia menggunakan bahasa erotis. Beberapa dari gambarannya sangat berbelit-belit dan sulit dicerna (Yeh. 1 dan 10). Kitabnya juga mengandung unsur-unsur yang nampaknya bertentangan dengan tulisan yang terinspirasi (Yeh.18:20).

Keempat, kenabiannya tidak menyengat—ya, lemah. (Kita akan membahasnya lagi nanti. Sebagai contoh, gambarannya yang panjang lebar tentang pembangunan kembali bait suci dan pelayanannya tak pernah terjadi.)

Namun demikian, Allah menggunakan orang yang aneh ini, boleh jadi tidak normal, menjadi pelayan-Nya sebagai nabi. Anda lihat, Allah menggunakan semua dari kita, terlepas dari kelemahan dan keanehan kita.

0 comments:

Post a Comment